Kajian Kerentanan Desa-desa terhadap Bencana terkait Iklim di Kabupaten Cirebon
Abstract
Maraknya bencana yang terjadi beberapa tahun terakhir merupakan bukti
yang nyata terjadi. Seiring waktu berjalan frekuensi dan intensitas bencana semakin
banyak dan kejadian cuaca ekstrem yang kian sering. Hal yang perlu diperhatikan
yaitu objek dari bencana terkait iklim. Untuk itu, salah satu upaya dalam
menentukan prioritas aksi adaptasi dan mitigasi bencana akibat dampak perubahan
iklim semakin banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang sering dilakukan yaitu
menilai suatu wilayah terkait kerentanan terhadap dampak perubahan iklim. Tujuan
penelitian ini adalah menilai indeks kerentanan Kabupaten Cirebon dan
menentukan prioritas wilayah terkait yang rentan terhadap dampak perubanah iklim.
Analisis kerentanan dilakukan dengan penentuan tujuan, menyusun kriteria dan
indikator. Kriteria yang dipakai dalam penelitian ini yaitu keterpaparan, sensitivitas
dan kapasitas adaptasi. Indikator yang dipilih merupakan indikator biofisik dan
sosial-ekonomi dari desa-desa yang dinilai tingkat kerentanannya. Metode
pembobotan yang digunakan yaitu metode penetapan nilai berdasarkan hasil survei
pakar terkait kerentanan dan bencana. Indeks kerentanan ditentukan berdasarkan
sistem kuadran. Terdapat 5 kuadran yang dipakai dalam penelitian ini. Semakin
besar kuadran yang dimiliki suatu desa, maka semakin rentan desa tersebut.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Cirebon rentan terhadap bencana iklim.
Indikator yang paling banyak menentukan nilai Indeks Keterpaparan dan
Sensitivitas yaitu keberadaan sistem irigasi dan mata pencaharian utama
masyarakat desa. Setiap desa juga masih harus meningkatkan terkhusus indikator
pendapatan asli desa yang masih kurang. Desa-desa yang dekat laut di Wilayah
Cirebon Barat memiliki nilai kerentanan yang tinggi dibandingkan dengan desadesa yang jauh dengan laut. Desa-desa di wilayah Cirebon Timur hampir sebagian besar rentan terhadap bencana iklim.