Dinamika Pelepasan N, P, K dan Produksi Jagung Manis Akibat Pemberian Pelet
Abstract
Pada umumnya petani di desa Petir melakukan budidaya ikan air tawar dan
peternakan kambing untuk meningkatkan pendapatan selain bertani. Petani
biasanya memanfaatkan lumpur kolam ikan sebagai penguat batas kolam
sedangkan air kolam ikan dibuang ke kanal. Air kolam ikan yang dibuang ke kanal
akan mengalir ke sungai dan sampai ke muara hingga ke Teluk Jakarta. Hal ini
dikhawatirkan mencemari sistem air sebab air kolam ikan mengandung nitrat dan
fosfat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan lain dalam mengurangi volume
lumpur kolam ikan. Kandungan bahan organik pada lumpur kolam ikan dapat
dimanfaatkan untuk budidaya pertanian yaitu dijadikan sebagai bahan dasar pupuk.
Ketersedian kotoran kambing yang melimpah di desa Petir juga dapat dimanfaatkan
menjadi salah satu pupuk organik.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui dinamika besaran pelepasan
unsur hara N, P, dan K yang terkandung dalam pelet yang berasal dari kombinasi
lumpur kolam ikan dan kotoran kambing, 2) mempelajari pengaruh pelet yang
berasal dari lumpur kolam ikan dan kotoran kambing pada beberapa sifat kimia
tanah dan 3) mengetahui pengaruh pelet yang berasal dari kombinasi lumpur kolam
ikan dan kotoran kambing terhadap produksi tanaman jagung.
Penelitian ini terdiri dari tiga percobaan, percobaan pertama adalah
pembuatan pelet. Percobaan kedua adalah percobaan laboratorium yaitu empat
perlakuan tiga kali ulangan sehingga ada 12 satuan percobaan dengan dosis 0
(Kontrol); 6.12 g 300 g-1 (N-pelet); 4.67 g 300 g-1 (P-pelet); 1.41 g 300 g-1 (K-pelet)
diinkubasi selama 15 minggu. Percobaan ketiga adalah percobaan rumah kaca yaitu
sebelas perlakuan dengan tiga kali ulangan sehingga ada 33 satuan percobaan yang
terdiri dari kontrol; PS (Urea, SP-36, KCl); Pelet (20 ton ha-1, 30 ton ha-1, 40 ton
ha-1); Lumpur kolam ikan (10 ton ha-1, 15 ton ha-1, 20 ton ha-1); Kotoran kambing
(10 ton ha-1, 15 ton ha-1, 20 ton ha-1). Rancangan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelet dapat menyediakan hara nitrat
dan P-tersedia pada minggu ke-4 hingga 15 inkubasi. Pemberian pelet 40 ton ha-1
memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan pH, amonium dan K tersedia
tanah Ultisol, kadar P, K tanaman, berat biji kering, serta serapan N, P, dan K pada
tanaman jagung manis. Peningkatan ini dikarenakan kandungan N, P dan K total di
dalam pelet. Keunggulan dalam bentuk pelet yaitu dari teknik pengaplikasiannya
yang lebih mudah dan praktis serta hara yang terkandung dalam pelet lebih tinggi
sehingga tersedia bagi pertumbuhan dan produksi jagung manis.
Collections
- MT - Agriculture [3781]