Pemanfaatan Ekstrak Rumput Laut Gracilaria verrucosa untuk Pengendalian Infeksi Vibrio harveyi pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei
Abstract
Vibriosis penyakit umum dalam pembudidayaan udang vaname. Salah satu agen penyebab vibriosis adalah bakteri Vibrio harveyi. Pemakaian antibiotik dalam budidaya ikan dan udang telah dilarang oleh pemerintah Indonesia. Pengendalian penyakit vibriosis pada udang vaname dapat dilakukan dengan cara meningkatan sistem imun non-spesifik pada udang yaitu memberikan imunostimulan. Imunostimulan adalah suatu bahan yang berasal dari makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) yang dapat meningkatkan efek pada sejumlah komponen sistem imun. Salah satu bahan alami yang dapat dijadikan sebagai imunostimulan yang aman bagi udang, manusia dan lingkungan adalah rumput laut Gracilaria verrucosa. G.verrucosa memiliki kandungan senyawa-senyawa bioaktif sebagai obat alami, sifat antibakterial pada patogen ikan dan udang, dan juga dapat meningkatkan sistem imun non-spesifik udang. Senyawa bioaktif dari G.verrucosa bisa didapatkan dengan cara ekstraksi. Penelitian tentang pemanfaatan ekstrak G. verrucosa dalam pakan diharapkan dapat mencegah, dan mengobati penyakit vibriosis udang vaname akibat infeksi V. harveyi.
Penelitian ini terdiri atas dua tahapan. Penelitian tahap satu untuk mengevaluasi aktivitas zat antibakterial dari ekstrak rumput laut G. verrucosa dalam menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu konsentrasi ekstrak A (0.5 g L-1), B (1.0 g L-1), C (1.5 g L-1), D (2.0 g L-1) dan kontrol (0.05 g L-1) larutan chloramphenicol. Ekstrak G.verrucosa dilarutkan dalam 10 mL aquades steril dan diteteskan 20 uL dengan mikropipet pada kertas cakram dan dilakukan ulangan sebanyak tiga kali. Kertas cakram diletakkan di permukaan media yang telah disebar bakteri V. harveyi dengan konsentrasi 106 CFU mL-1 lalu diinkubasi pada suhu 28 °C. Zona penghambatan bakteri diukur berdasarkan diameter zona bening yang terbentuk menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0.01 mm.
Penelitian tahap dua yaitu menguji dosis efektif ekstrak G. verrucosa dalam pakan udang untuk meningkatkan sistem imun dan resistansi udang terhadap V. harveyi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri atas enam perlakuan dan masing-masing tiga ulangan, yaitu K- (pakan tanpa ekstrak), K+ (pakan tanpa ekstrak + injeksi V. harveyi), A (0.5 g kg-1 pakan + injeksi V. harveyi), B (1.0 g kg-1 pakan + injeksi V. harveyi), C (1.5 g kg-1 pakan + injeksi V. harveyi), dan D (2.0 g kg-1 pakan + injeksi V. harveyi). Konsentrasi bakteri yang digunakan untuk uji tantang yaitu 106 CFU ekor-1 udang berdasarkan hasil uji LD50. Udang vaname dengan bobot berukuran 5.25±0.55 g ekor-1 dipelihara dalam akuarium dengan ukuran 60 cm × 30 cm × 30 cm dengan padat tebar 10 ekor/akuarium. Udang diberi pakan ekstrak secara at satiation sebanyak tiga kali sehari. Penelitian tahap dua ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penelitian pencegahan dan penelitian pengobatan dengan perbedaan waktu uji tantang. Penelitian tahapan pencegahan yaitu udang dipelihara dengan pemberian pakan perlakuan pada hari pertama sampai dengan hari ke-14 dan uji tantang dilakukan pada hari ke-15 pemeliharaan. Penelitian pengobatan yaitu udang vaname diuji
tantang pada hari pertama dan pemberian pakan perlakuan ekstrak setelah 2 jam pasca uji tantang sampai dengan hari ke-14 pemeliharaan. Pengumpulan data parameter dilakukan dengan mengambil hemolim dari setiap udang uji. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada hari pra-perlakuan (H0), akhir perlakuan (HP14), pasca uji tantang yaitu hari pertama (PUT1), kedua (PUT2), dan keempat (PUT4). Parameter imun yang diukur yaitu jumlah total hemosit (THC), diferensial hemosit (DHC), aktivitas fagositik (AF), respiratory burst (RB), dan aktivitas phenoloxidase (PO), dan kelangsungan hidup.
Hasil penelitian tahap satu uji daya hambat menunjukkan bahwa ekstrak G. verrucosa mampu menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi dengan kisaran zona hambat 7-8 mm dan semakin tinggi dosis yang digunakan semakin besar zona hambatnya. Hasil penelitian tahap dua menunjukkan bahwa respons imun (THC, persentasi hialin dan granular, aktivitas AF, PO, dan RB) udang yang diberi pakan ekstrak mengalami peningkatan dibanding perlakuan kontrol positif maupun kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis terbaik pada penelitian pencegahan adalah dosis 1.0 g kg-1 dan pengobatan adalah dosis 0.5 g kg-1 yang ditunjukkan oleh respons imun yaitu jumlah total hemosit, sel hialin & granular, aktivitas phenoloxidase, aktivitas fagositik, dan respiratory burst lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil studi pencegahan menunjukkan bahwa pakan udang dengan perlakuan dosis ekstrak 0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0 g kg-1 pakan memiliki tingkat kelangsungan hidup berturut-turut yaitu 53, 70, 66.7, dan 50%. Sedangkan pada penelitian pengobatan menunjukkan bahwa pakan udang dengan dosis ekstrak 0.5, 1.0, 1.5, dan 2.0 g kg-1 pakan memiliki tingkat kelangsungan hidup berturut-turut yaitu 80, 73, 70, dan 70%. Persentase kelangsungan hidup penelitian pencegahan dan pengobatan pada perlakuan dosis ekstrak G. verrucosa menghasilkan tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif.
Ekstrak G. verrucosa memiliki sifat antibakterial terhadap V. harveyi. Dosis efektif ekstrak G. verrucosa yang memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan respons imun dan juga resistensi udang vaname terhadap infeksi V. harveyi untuk pencegahan adalah dosis 1.0 g kg-1 pakan dan untuk pengobatan adalah dosis 0.5 g kg-1 pakan. Pemanfaatan ekstrak G. verrucosa dalam pakan udang vaname memiliki sifat antibakterial, mampu meningkatkan sistem imun, dan resistensi dalam upaya pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit vibriosis yang disebabkan oleh infeksi V. harveyi.
Collections
- MT - Fisheries [3026]