Nilai Anak berdasarkan Gender, Dukungan Sosial, Peran Ibu dalamPengasuhan, dan Stimulasi Psikososial pada Anak Usia 2-3 Tahun
View/ Open
Date
2018Author
Arlianty, Lia Shafira
Hastuti, Dwi
Simanjuntak, Megawati
Metadata
Show full item recordAbstract
Masa balita adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak. Usia 0-2
tahun adalah periode emas (golden age). Pada periode ini dibutuhkan stimulasi
untuk memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak. Stimulasi
psikososial adalah stimulasi pendidikan dalam rangka mengembangkan
kemampuan kognitif, fisik atau motorik, serta sosial emosi anak. Faktor lingkungan
memengaruhi stimulasi psikososial melalui proses pengasuhan. Peran ibu sangat
penting dalam pengasuhan. Kualitas pengasuhan dipengaruhi oleh dukungan sosial
dari keluarga terdekat, dan harapan orang tua terhadap anak dimasa depan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh nilai anak
berdasarkan gender, dukungan sosial, dan peran ibu dalam pengasuhan terhadap
stimulasi psikososial pada anak usia 2-3 tahun. Sementara itu, tujuan khusus dari
penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga, karakteristik
anak, nilai anak berdasarkan gender, dukungan sosial, dan peran ibu dalam
pengasuhan terhadap stimulasi psikososial pada anak usia 2-3 tahun, (2)
menganalisis perbedaan nilai anak berdasarkan gender, dukungan sosial, dan peran
ibu dalam pengasuhan terhadap stimulasi psikososial pada anak usia 2-3 tahun, (3)
menganalisis hubungan karakteristik keluarga, karakteristik anak, nilai anak
berdasarkan gender, dukungan sosial, dan peran ibu dalam pengasuhan dengan
stimulasi psikososial, dan (4) menganalisis pengaruh karakteristik keluarga,
karakteristik anak, nilai anak berdasarkan gender, dukungan sosial, peran ibu dalam
pengasuhan terhadap stimulasi psikososial pada anak usia 2-3 tahun..
Desain penelitian menggunakan cross-sectional study, dilakukan di
Kelurahan Kota Maksum Kecamatan Medan Labuhan dan Kelurahan Kota Besar
Kecamatan Medan Area, Kota Medan pada bulan Agustus 2016 sampai September
2017. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga utuh yang mempunyai anak usia
2-3 tahun. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 150 ibu yang terdiri dari
65 ibu anak laki-laki dan 85 ibu anak perempuan yang dipilih dengan metode
Simple Random Sampling pada dua Kelurahan. Pengambilan data dilakukan dengan
cara mengisi kuesioner. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur nilai anak
berdasarkan gender yaitu Value of Children (VCHILD) (Shek et al. 1993),
kuesioner dukungan sosial menggunakan Multidimensional Scale of Perceived
Social (Zimet 1988), peran ibu dalam pengasuhan dimodifikasi dari kuesioner
Suciati (2013) dan data stimulasi psikososial menggunakan kuesioner HOME
Inventory (Bradley & Caldwell 1983). Pengolahan dan analisis data dilakukan
dengan menggunakan program Microsoft Excel, dan Statistical Package for Social
Science (SPSS). Analisis data yang digunakan yaitu statistika deskriptif, uji beda ttest
digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan menurut jenis kelamin
anak, uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan uji
regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata usia anak laki-laki 29.29 bulan dan
perempuan 30.67 bulan, rata-rata usia keseluruhan anak adalah 30.07 bulan. Ratarata
usia ayah adalah 32.26 tahun dan ibu 28.71 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan
ayah dan ibu adalah tamatan SMA. Rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 4
orang. Pendapatan perkapita berada pada rentang 180 000 - 2 000 000 dengan ratarata
pendapatan Rp 709 526 perbulan. Nilai anak berada pada kategori sedang
dengan rata-rata skor 69.77. Nilai anak yang paling tinggi berasal dari dimensi nilai
psikologis (85.39) dan paling rendah yaitu dimensi nilai sosial (55.87). Tidak
terdapat perbedaan antara nilai anak laki-laki dan perempuan pada orang tua di Kota
Medan. Dukungan sosial berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata skor 91.29.
Dukungan sosial yang paling banyak diberikan oleh suami dan keluarga dekat
kepada ibu yaitu dukungan emosional (95.33) dan dukungan terendah yang diterima
ibu yaitu dukungan instrumental (87.11). Tidak terdapat perbedaan dukungan sosial
pada orang tua anak laki-laki dan orang tua anak perempuan. Peran ibu dalam
pengasuhan termasuk dalam kategori rendah dengan rata-rata skor 57.08. Tidak
terdapat perbedaan peran ibu dalam pengasuhan pada anak laki-laki dan anak
perempuan. Stimulasi psikososial. Rata-rata skor keseluruhan stimulasi psikososial
yaitu 58.7 termasuk kedalam kategori rendah. Stimulasi yang paling tinggi
diberikan ibu kepada anak yaitu tanggap rasa dan kata dengan skor (69.94) dan
stimulasi terendah yaitu kesempatan variasi asuhan anak sebesar (48.27).
Hasil penelitian mengemukakan bahwa semakin bertambah pendapatan
perkapita maka nilai psikologis anak dan dukungan penghargaan yang diterima oleh
ibu akan semakin baik, tetapi semakin bertambah pendapatan perkapita akan
menjadikan nilai ekonomi anak semakin rendah. Semakin banyak jumlah anggota
keluarga maka dukungan informasi dan dukungan penghargaan yang didapatkan
akan semakin menurun. Semakin dewasa usia ibu serta ibu yang tidak bekerja
memiliki peran dalam pengasuhan yang lebih baik. Semakin baik nilai anak, nilai
psikologis anak, maka dukungan sosial, dukungan emosi, dukungan informasi, dan
dukungan penghargaan yang didapatkan akan semakin baik. Begitupula apabila
usia ibu semakin dewasa, nilai anak semakin baik, dukungan sosial yang diberikan
semakin baik serta peran ibu dalam pengasuhan semakin baik, maka stimulasi
psikososial yang dilakukan oleh ibu kepada anak akan semakin baik. Analisis
regresi linier berganda diketahui bahwa usia ibu, lama pendidikan ibu dan
dukungan sosial merupakan prediktor utama yang berpengaruh terhadap stimulasi
psikososial.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan kepada beberapa pihak
antara lain orangtua diharapkan meningkatkan harapan terhadap anak di masa depan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki anak, sebagai investasi masa depan
(ekonomi, status sosial dan kebahagiaan) agar proses pemberian stimulasi bisa
berjalan dengan baik. Orang tua lebih meningkatkan peran dalam pengasuhan
terhadap anak serta menambah pengetahuan stimulasi psikososial melalui
pendidikan parenting. Pendidikan untuk ibu mengenai bagaimana memberikan
stimulasi kepada anak yang dapat dilakukan oleh tim penggerak PKK, kelompok
PAUD, pemerintah (BKKBN dan BKB), perguruan tinggi atau aktivis serta
lembaga-lembaga peduli anak-anak dan informasi melalui penyuluhan secara
berkala.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]