Biaya Transaksi Sistem Resi Gudang Kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah
View/ Open
Date
2018Author
Fadhiela ND, Kemala
Rachmina, Dwi
Winandi, Ratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Biaya transaksi muncul karena terjadi kegagalan pasar (market failure)
sehingga menimbulkan biaya transaksi. Hal tersebut dapat diatasi dengan
keberadaan kelembagaan yang dijelaskan pada konsep New Institution Economic
(NIE). Berdasarkan konsep NIE, kelembagaan dapat menurunkan biaya transaksi
melalui pengendalian perilaku oportunistik para pelaku pada pasar pertukaran.
Sistem Resi Gudang (SRG) adalah suatu bentuk kelembagaan pembiayaan yang
dirancang pemerintah dan diharapkan mampu menekan biaya transaksi. Kajian
mengenai biaya transaksi pada SRG perlu dilakukan untuk menjelaskan apakah
pelaksanaan SRG sudah sesuai dengan konsep yang dirancang untuk menekan
biaya transksi,
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis alasan petani menjadi peserta
SRG, menganalisis struktur biaya transaksi SRG, menganalisis keuntungan
keikutsertaaan petani SRG, dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
biaya transaksi SRG. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.
Sampel yang dipilih adalah petani yang ikut serta pada SRG sejumlah 40 orang
petani yang tergabung dalam 5 kelompok tani. Penelitian dilaksanakan di SRG
kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh Tengah dan dipilih karena merupakan
satu-satunya SRG kopi di Provinsi Aceh aktif sejak tahun 2014.
Alasan petani menjadi peserta SRG kopi Arabika Gayo di Kabupaten Aceh
Tengah yaitu proses pembayaran dan pembiayaan yang tepat dan cepat (100
persen), jaminan keamanan barang (70 persen) dan ada kontrak dengan buyer (70
persen). Syarat menyimpan kopi di SRG yaitu bergabung pada kelompok tani,
kopi simpan yaitu kopi greenbean 10 ton per kelompok tani dan mutu kopi
berstandar SNI (grade 1 dan grade 2). Biaya transaksi aktivitas tunda jual adalah
sebesar Rp 57.74/kg (64.07 persen) dan biaya transaksi aktivitas pembiayaan
sebesar Rp 32.38/kg (35.93 persen). Keuntungan keikutsertaaan petani adalah Rp
31 188 10/kg greenbean yang berasal dari 5 atau 6 kg kopi cherry. Biaya transaksi
yang dikeluarkan petani (Rp 90.12/kg) kurang dari 10 persen terhadap keuntungan
keikutsertaan petani pada SRG. Faktor-faktor yang berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap biaya transaksi yaitu pendidikan formal petani, frekuensi
meminjam, indeks infrastruktur, dan jumlah pinjaman. Jangka waktu pinjaman
tidak berpengaruh terhadap biaya transaksi. Berdasarkan angka elastisitas, biaya
transaksi paling responsif terhadap perubahan jumlah pinjaman.
Pengelola gudang disarankan memberikan jaminan barang yang lebih baik
pada anggota SRG dan meningkatkan sosialisasi pada petani kopi Arabika Gayo
di Kabupaten Aceh Tengah agar mendorong petani ikut serta pada aktivitas SRG.
Biaya transaksi pada penelitian ini belum memperhitungkan biaya proses
pengolahan dari mulai kopi asalan (cherry) sampai menjadi kopi greenbean. Oleh
karena itu, disarankan biaya transaksi pada proses tersebut dapat dikaji pada
penelitian selanjutnya.
Collections
- MT - Economic and Management [2975]