Pemodelan Sistem Pengolahan Air Limbah Aktivasi Bentonit.
View/ Open
Date
2018Author
Achmad, Imron Ramdhani
Yani, Mohamad
Suprihatin
Ridwan, Wonny Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki sumber daya alam berupa dua jenis bentonit yaitu
Na-bentonit dan Ca-bentonit. Ca-bentonit memiliki karakter yang menarik karena
kemampuan absorpsinya. Banyak peneliti mencari cara meningkatkan
kemampuan absorpsi ini dengan mengaktivasi bentonit mentah dengan asam. Hal
itu dimaksudkan untuk meningkatkan luas permukaan dan memodifikasi
struktur bentonit. Bagaimanapun, penggunaan jenis asam, baik dengan asam
kuat atau asam lemah akan menghasilkan limbah yang akan memberikan
dampak negatif kepada lingkungan.
Salah satu perusahaan bentonit di Leuwiliang yang memilih asam sulfat
pekat sebagai bahan aktivator menggunakan 1.2 m3 asam sulfat 98% dan 5
m3 air sungai yang sudah diolah. Effluen air limbahnya masih di bawah baku
mutu, tetapi memiliki potensi masalah pada cara kerja pengolahannya. Metode
pengenceran yang terkait kapasitas air yang terpakai dan penetralan yang terkait
komposisi penggunaan bahan penetral yang digunakan masih perlu dievaluasi
karena berpengaruh kepada hasil proses yang didapat. Penelitian ini dilakukan
untuk : (1) mengkaji penggunaan air yang dipakai pada metode pengenceran
terhadap air limbah agar pengolahan lebih efektif; (2) mengkaji penggunaan
bahan penetral; dan (3) membuat pemodelan sistem dinamis pengolahan air
limbah aktivasi bentonit yang efisien dengan memperhatikan penggunaan air
dan bahan penetral yang efektif dan efisien.
Hal tersebut harus dilakukan agar perusahaan dapat menjaga kualitas
lingkungan tanpa terbebani oleh biaya pengolahan air limbah. Mengingat
kapasitas produksi yang besar dan kontinu serta akan menimbulkan dampak yang
berat apabila air limbah tidak terkelola dengan baik, penyelesaian terhadap
permasalah ini tidak bisa dilakukan dengan metode trial and error. Pemodelan
dibuat dengan program Powersim Studio 7 yang mengacu pada data pengujian
terhadap konsentrasi H+ dan penggunaan bahan penetral.
Simulasi pada pemodelan menghasilkan gambaran bahwa pengolahan air
limbah yang efektif dan efisien dari setiap proses aktivasi 3 ton bentonit dalam
campuran 1.2 m3 asam sulfat 98% dan 5 m3 air adalah dengan mengganti
menghilangkan metode pengenceran air limbah dengan 680 m3 air menjadi
sekurang-kurangnya 126 m3/3 ton bentonit yang diproses dan penambahan
campuran NaOH-kapur dengan penetralan yang diatur bertahap. Penetralan
diawali dengan penambahan 961.9 kg NaOH untuk menaikkan pH air limbah
sampai nilai pH 3 dilanjutkan dengan penambahan 40.31 kg kapur sampai pH
6.5. Dipilih pH 3 sebagai batas penambahan NaOH dan dilanjutkan dengan
penambahan kapur untuk menjaga agar perubahan pH dari 3 menjadi 6.5 sehingga
tetap terkontrol dan tidak lewat basa sehingga biaya dan waktu dapat disesuaikan.
Biaya total pengolahan air limbah dengan model sistem dinamis ini diperkirakan
sebesar Rp 44 100 716/3 ton bentonit.