Prediksi Zona Potensi Penangkapan Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) Menggunakan Model GAM di Perairan Sumatera Barat.
View/ Open
Date
2018Author
Siregar, Emma Suri Yanti
Siregar, Vincentius Paulus
Agus, Syamsul Bahri
Metadata
Show full item recordAbstract
Permasalahan yang dihadapi oleh nelayan perikanan tuna longline di
perairan Sumatera Barat adalah keterbatasan pengetahuan dalam menentukan
lokasi penangkapan yang tepat atau menentukan daerah penangkapan ikan yang
potensial. Pengunaan Generalized Additive Model (GAM) untuk pendugaan daerah
penangkapan sudah umum digunakan di beberapa wilayah laut Indonesia dengan
tingkat akurasi yang lebih baik. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui
distribusi parameter lingkungan serta kesesuaian daerah penangkapan ikan tuna
sirip kuning dan memprediksi daerah penangkapan ikan disetiap musimnya dengan
menggunakan model GAM.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data penangkapan ikan
tuna sirip kuning yang didapatkan dari logbook Pelabuhan Perikanan Samudera
(PPS) Bungus dan data oseanografi berupa data suhu permukaan laut (SPL),
klorofil-a (Chl-a), salinitas dan tinggi muka laut (TML). Analisis kelimpahan ikan
dinyatakan dalam nilai laju pancing (hook rate) tuna longline. Laju tangkap (hook
rate) merupakan indeks kepadatan stok, digunakan untuk mengetahui tingkat
eksploitasi sumberdaya perikanan di suatu perairan. Didalam pemodelan dengan
menggunakan model GAM, dataset dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu training
data yang digunakan untuk pembentukan model dan evaluation data digunakan
untuk memvalidasi hasil prediksi dari pemodelan tersebut. Pada penelitian ini, data
tahun 2015 digunakan sebagai training data dan data tahun 2016 digunakan sebagai
evaluation data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 14 model prediksi telah
dihasilkan melalui pendekatan model GAM berdasarkan parameter oseanografi.
Jika ditinjau dari keseluruhan model yang ada, bahwa model variabel
SPL+Salinitas+TML+Chl-a merupakan yang terbaik dengan nilai AIC terkecil
yaitu sebesar 658.1 dan nilai deviance terbesar yaitu 56.9%. Nilai deviance
memberikan pengertian model GAM tersebut dapat menjelaskan data hook rate
(HR) sebesar 56.9%. Variabel SPL (p=0.00163**) dan Chl-a (p=0.09021.)
mempunyai kontribusi yang paling besar dibandingkan dengan variabel Salinitas
(p=0.74861) dan TML (p=0.47014). Berdasarkan model GAM, daerah
penangkapan ikan (DPI) yang potensial pada tahun 2016 terdapat pada perairan
Pulau Siberut dan Sipora.
Collections
- MT - Fisheries [2934]