Strategi Pengelolaan IPAL Komunal Berkelanjutan di Kota Bogor, Jawa Barat.
View/ Open
Date
2018Author
Susanthi, Dhama
Purwanto, Moh. Yanuar J
Suprihatin
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu pengolahan air limbah domestik di Kota Bogor yaitu
menggunakan sistem IPAL komunal. IPAL komunal mengolah air limbah
domestik dengan konfigurasi anaerobic baffled reactor (ABR). Saat ini terdapat
sekitar 91 unit IPAL komunal yang dibangun pada 6 kecamatan sebagai upaya
memberikan akses sanitasi layak dan meningkatkan kualitas lingkungan. IPAL
komunal dibangun melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dan
Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi eksisting
pengelolaan IPAL komunal; menganalisis status keberlanjutan IPAL komunal;
dan memformulasikan strategi pengelolaan IPAL komunal berkelanjutan di Kota
Bogor. Penelitian ini dilakukan pada 3 lokasi IPAL komunal yaitu IPAL komunal
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Amanah (Kelurahan Sindangsari,
Kecamatan Bogor Timur), KSM Rosella (Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan
Bogor Selatan), dan KSM Cipendek Indah (Kelurahan Bubulak, Kecamatan
Bogor Barat). Data kondisi eksisting pengelolaan IPAL komunal diperoleh dari
dari data hasil pengambilan sampel, pengamatan langsung, dan wawancara.
Analisis status keberlanjutan IPAL komunal perkotaan di Kota Bogor, Jawa Barat
dilakukan dengan metode analisis teknik ordinasi Rapfish (Rapid Appraisal for
Fisheries) melalui pendekatan multi dimensional scaling (MDS). Analisis SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities and threats) digunakan untuk menyusun
faktor-faktor strategi dalam pengelolaan IPAL komunal perkotaan berkelanjutan
di Kota Bogor, Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga IPAL komunal masih
dimanfaatkan dan dikelola dengan cukup baik. Beberapa parameter efluen dari
IPAL komunal melebihi baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI No.P.68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Selain itu berdasarkan analisis Pollution Index, air limbah domestik hasil
pengolahan IPAL komunal tergolong cemar ringan. Efisiensi penyisihan IPAL
komunal dengan sistem ABR masih rendah dan dipengaruhi oleh karakteristik
limbah, debit air limbah yang masuk ke dalam sistem IPAL, serta pengelolaan.
Nilai indeks keberlanjutan multidimensional termasuk dalam status cukup
berkelanjutan (54.23). Nilai tersebut diperoleh dari 33 atribut dari 5 dimensi
keberlanjutan. Hasil analisis leverage terhadap 5 dimensi (33 atribut)
menghasilkan 20 atribut kunci. Atribut pengungkit keberlanjutan pada dimensi
sosial lebih banyak dari dimensi lainnya. Strategi untuk meningkatkan
keberlanjutan sistem pengelolaan IPAL komunal yaitu dengan meningkatkan
kinerja internal (meningkatkan peran serta masyarakat dan penguatan
kelembagaan pengelolaan IPAL komunal).