Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air pada Proses Produksi di Industri Pengolahan Ikan Beku dengan Teknik Produksi Bersih
View/ Open
Date
2018Author
Ratnawulan, Anggun
Noor, Erliza
Suptijah, Pipih
Metadata
Show full item recordAbstract
Air pada industri pengolahan ikan digunakan hampir pada keseluruhan
kegiatan proses produksi yang relatif kompleks. Kuantitas penggunaan air yang
cukup tinggi untuk kegiatan proses produksi dan kegiatan operasional seringkali
belum mendapat kontrol yang optimal. Kurangnya kontrol dan perhatian tersebut
berdampak pada terjadinya inefisiensi, kebocoran, pemborosan dan meningkatnya
volume limbah cair yang dihasilkan. Volume limbah cair yang tinggi selanjutnya
mengakibatkan tingginya biaya operasional pengolahan air limbah. Salah satu
upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
menerapkan teknik produksi bersih, antara lain dengan melaksanakan tata kelola
yang apik, perbaikan proses, modifikasi teknologi, maupun penerapan strategi
elimination, rethink, reduce, reuse, recycle, dan recovery.
Penelitian ini mengambil studi kasus pada salah satu industri pengolahan ikan
beku yang berlokasi di Pati, Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1)
mengidentifikasi penggunaan air pada unit pengolahan cumi dan udang; 2)
mendapatkan teknik produksi bersih untuk meminimisasi penggunaan air dari
sumber; 3) mendapatkan teknik produksi bersih melalui proses daur ulang air
limbah dengan menggunakan kitosan; serta 4) menganalisis teknik produksi bersih
secara teknik, ekonomi, lingkungan, dan penentuan skala prioritas. Penelitian ini
dilakukan melalui metode pengamatan langsung, perhitungan neraca massa,
pengambilan sampel, kuisioner pakar, serta studi literatur.
Teknik produksi bersih yang didapatkan dari hasil studi yaitu 1) mengubah
pola pikir melalui program pembuatan/perbaikan prosedur kerja dan pelatihan
karyawan; 2) penerapan tata kelola yang apik dengan cara mengganti kran air yang
rusak atau bocor; 3) modifikasi peralatan hemat air dengan cara memasang nozzle
pada selang air; serta 4) melakukan daur ulang air limbah pencucian bahan baku
agar dapat digunakan kembali. Masing-masing teknik produksi bersih tersebut
memiliki nilai B/C Ratio > 1, dimana nilai keuntungan lebih tinggi daripada biaya
yang harus dikeluarkan, sehingga layak untuk dilaksanakan.
Pelaksanaan teknik produksi bersih tersebut membutuhkan skala prioritas
dalam pelaksanaannya. Penentuan prioritas dilakukan dengan menggunakan
metode Weighted Sum Method/Model (WSM). Kriteria yang digunakan untuk
penilaian adalah kriteria teknik, ekonomi, dan lingkungan. Berdasarkan hasil
penilaian kriteria teknik menjadi faktor utama, yang artinya kesesuaian teknik
produksi bersih yang direkomendasikan sebaiknya yang mudah diterapkan, tersedia
sumberdaya manusia yang memadai, serta tidak mengubah kualitas produk yang
dihasilkan. Skor penilaian yang didapat dari hasil perhitungan WSM menunjukkan
bahwa rethink menjadi pilihan pertama yang dilakukan, yang kemudian diikuti oleh
tata kelola yang baik, modifikasi alat, dan daur ulang.