Perilaku Mencari Informasi Mahasiswa dan Dosen serta Strategi Kesiagaan Layanan Informasi di Perpustakaan Institut Pertanian Bogor
View/ Open
Date
2018Author
Sujana, Janti Gristinawati
Muljono, Pudji
P. Lubis, Djuara
Sulistyo-Basuki
Metadata
Show full item recordAbstract
Dosen dan mahasiswa merupakan produsen inovasi yang aktif. Terutama
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai perguruan tinggi ilmu-ilmu pertanian satusatunya
di Indonesia telah membuktikan dengan menghasilkan 407 inovasi dari
1045 inovasi yang masuk dalam “Karya Inovatif Indonesia Paling Prospektif”
selama tahun 2008-2017. Begitu pula mahasiswa IPB banyak menghasilkan karyakarya
inovatif, sehingga karya ilmiah mahasiswa IPB banyak dicari mahasiswa lain.
Perpustakaan di perguruan tinggi sebagai unit penunjang terlaksananya TriDharma
di perguruan tinggi mempunyai tugas untuk mendukung sivitas akademikanya
untuk menghasilkan inovasi.
Diperoleh fakta bahwa Indonesia kalah dari Singapura, Malaysia dan
Thailand dalam menghasilkan publikasi internasional terindeks Scopus. Pemerintah
telah mengeluarkan berbagai peraturan yang mendorong sivitas akademika
memublikasikan hasil-hasil penelitiannya di jurnal internasional yang berkualitas.
Sementara itu, kunjungan dosen ke perpustakaan rendah, minimal dari data yang
diperoleh dari Politeknik Negeri Semarang dan IPB. Diperoleh data juga bahwa
minat baca rakyat Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara. Menurut
Freire (1985) persoalan membaca memang tidak mudah, dalam kegiatan terkait
membaca itulah sebenarnya pusat dari literasi. Di Indonesia kesadaran akan
keterampilan literasi informasi masih rendah.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan
timbulnya generasi digital native yang pandai memanfaatkan berbagai gawai, dan
generasi digital immigrant yang bersusah payah berusaha memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Berlimpahnya informasi di internet yang dapat diakses
dengan gawai membuat sebagian orang berpikir bahwa informasi di internet dapat
menjawab semua kebutuhan informasinya. Padahal untuk dapat memanfaatkan
informasi yang berlimpah itu diperlukan keterampilan literasi informasi. Penulis
sebagai praktisi di bidang perpustakaan merasa berkewajiban untuk mengetahui apa
yang sedang terjadi dengan sivitas akademika di Indonesia, spesifiknya di Institut
Pertanian Bogor, terkait dengan pemanfaatan informasi di perpustakaan. Untuk
mengetahui masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang perilaku
mencari informasi dosen dan mahasiswa IPB.
Penelitian ini bertujuan: (1) Menganalisis perilaku mencari informasi
mahasiswa IPB berdasarkan generasinya, digital native dan digital immigrant; (2)
Menganalisis kemungkinan adanya perbedaan perilaku mencari informasi antara
mahasiswa dan dosen IPB; (3) Menganalisis kemungkinan adanya perbedaan perilaku
mencari informasi di antara mahasiswa IPB berbeda jenjang pendidikan; (4)
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencari informasi mahasiswa
dan dosen IPB, serta mengetahui pola pengaruhnya; dan (5) Merumuskan strategi
kesiagaan layanan informasi yang tepat yang harus dilakukan Perpustakaan IPB bagi
mahasiswa dan dosen IPB.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi,
spesifiknya rancangan sekuensial eksploratori. Pertama dilakukan pengumpulan
dan analisis data kualitatif, kemudian hasilnya digunakan untuk membangun
pengumpulan dan analisis data kuantitatif, dan setelah itu dilakukan interpretasi.
Penelitian kualitatif menggunakan diskusi kelompok terfokus dengan mengundang
dua kelompok mahasiswa, yaitu satu kelompok mahasiswa digital native dan satu
kelompok digital immigrant. Kemudian wawancara dilakukan kepada dua orang
dosen. Hasil pengumpulan data melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara
digunakan untuk menyusun kuesioner dan memperkaya pembahasan pada hasil
penyebaran kuesioner. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran
kuesioner kepada 379 responden yang dipilih secara acak, proporsional terhadap
jumlah populasi yang ada.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mencari informasi antara
mahasiswa digital native dan digital immigrant hanya berbeda sangat nyata pada
penguasaan TIK dan keterampilan menggunakan basis data komersil. Uji t
independent pada mahasiswa dan dosen menunjukkan perbedaan sangat nyata
antara lain pada potensi kognitif, penguasaan TIK, keterampilan menggunakan
katalog daring, ketersediaan informasi, dan kemampuan menyatakan kebutuhan
informasi. Uji ANOVA pada perilaku mencari informasi mahasiswa berdasarkan
jenjang pendidikan menunjukkan perbedaan sangat nyata antara lain pada
keterampilan menggunakan basis data komersil, kemampuan menelusur informasi,
dan perilaku mencari informasi tercetak. Hasil analisis menggunakan model SEM
menunjukkan bahwa karakteristik individu, kemampuan menggunakan alat telusur,
lingkungan dan kemampuan literasi informasi secara langsung mempengaruhi
perilaku mencari informasi. Faktor yang dominan pada mahasiswa digital native,
mahasiswa digital immigrant, mahasiswa (S1, S2, S3) dan dosen adalah
ketersediaan informasi, sedangkan pada mahasiswa S0 faktor yang dominan adalah
kemampuan menelusur informasi. Akses internet cepat, layanan peminjaman buku
dan penelusuran informasi merupakan layanan yang paling diminati oleh sebagian
besar responden.
Collections
- DT - Human Ecology [564]