Dampak Variabilitas Iklim terhadap Pendapatan Usaha Tani Padi dan Kaitannya dengan Asuransi Pertanian (Studi Kasus: Kabupaten Majalengka bagian utara).
Abstract
Kejadian cuaca ekstrim yang melanda Kabupaten Majalengka bagian utara
merupakan wujud dari variabilitas iklim yang dapat menyebabkan kerugian,
khususnya pada sektor pertanian meliputi banjir, kekeringan dan peningkatan
serangan hama penyakit tanaman. Padi merupakan salah satu jenis subsektor
tanaman pangan yang rentan terhadap variabilitas iklim. Variabilitas iklim
mengakibatkan penurunan produktivitas padi dan hasil panen yang berimbas pada
penurunan pendapatan usaha tani. Tingginya pengeluaran dibandingkan
penerimaan yang didapat mengakibatkan petani mengalami kerugian ekonomi.
Asuransi pertanian menjadi salah satu solusi bagi petani dalam meminimalisir
kerugian akibat variabilitas iklim. Besarnya kerugian yang dialami petani
menyebabkan klaim ganti rugi yang diberikan asuransi pertanian belum mampu
membantu membiayai petani untuk bertanam kembali setelah mengalami gagal
panen. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis persepsi petani mengenai
variabilitas iklim dan asuransi pertanian, 2) Mengestimasi nilai kerugian ekonomi
petani akibat variabilitas iklim, 3) Menganalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi nilai kerugian ekonomi 4) Mengestimasi nilai Willingness to Pay
(WTP) terhadap premi yang ingin dibayarkan dalam asuransi pertanian dan nilai
Willingness to Accept (WTA) petani pada asuransi pertanian terkait ganti rugi
yang ingin diterima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dengan skala Likert, analisis pendapatan usaha tani, metode regresi
linear berganda dan Contingent Valuation Methods (CVM). Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap variabilitas iklim dan asuransi
pertanian cukup bervariasi. Variabilitas iklim menyebabkan penurunan rata-rata
produktivitas padi sebanyak 69% dari tahun sebelumnya dan total nilai kerugian
terbesar terjadi pada luas lahan <1 ha sebesar Rp 370 189 712. Faktor yang
mempengaruhi nilai kerugian petani adalah jumlah musim tanam, jenis irigasi,
curah hujan, lama bertani, dan pengeluaran usaha tani. Nilai rataan Willingness to
Pay (WTP) petani terhadap asuransi pertanian sebesar Rp 117 720/ha/MT dan
nilai rataan Willingness to Accept (WTA) yang diperoleh sebesar Rp 7 000
000/ha/MT.