Penerapan Metode Partial Least Squares Discriminant Analysis untuk Klasifikasi Temulawak dengan Bahan Pemalsu (Sudan IV dan Kunyit).
View/ Open
Date
2018Author
Mulyani, Sri
Syafitri, Utami Dyah
Soleh, Agus Mohamad
Rafi, Mohamad
Metadata
Show full item recordAbstract
Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan salah satu tanaman yang
dimanfaatkan untuk bahan obat herbal. Pemalsuan (adulterasi) dengan bahan serupa
temulawak sangat memungkinkan. Sudan IV dan kunyit memiliki warna yang mirip
dengan temulawak, sehingga dapat berpotensi digunakan sebagai bahan
pemalsunya. Pada penelitian ini ada tiga jenis sampel yang digunakan, yaitu
temulawak tunggal; campuran temulawak-sudan IV pada konsetrasi 1, 2.5, dan 5
ppm; serta campuran temulawak-kunyit pada konsentrasi 1, 2.5, dan 5 ppm. Larutan
tersebut diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis. Data yang digunakan
adalah absorbans pada panjang gelombang 215-500 nm setelah dilakukan
preprocessing. Daerah panjang gelombang yang akan dianalisis dibagi ke dalam
empat daerah, yaitu daerah yang didominasi xantorizol (220-290 nm), kurkumin
(335-487 nm), xantorizol dan kurkumin ( 220-290 & 335-487 nm), dan daerah
keseluruhan. Metode yang digunakan adalah Partial Least Squares Discriminant
Analysis (PLSDA). Model yang didapat dievaluasi dengan k-fold validasi silang.
Banyaknya komponen yang optimal pada penelitian ini adalah 10. Pada evaluasi
model, tingkat akurasi pada daerah yang didominasi oleh xantorizol adalah 0,6833
dan koefisien Kappa adalah 0,5179. Pada daerah yang didominasi oleh kurkumin,
tingkat akurasi dan koefisien Kappa masing-masing adalah 0,9333 dan 0,8961.
Selanjutnya, dua koefisien pada daerah xantorizol & kurkumin adalah 0,8917 dan
0,8273. Sementara itu, dua koefisien pada daerah keseluruhan masing-masing
adalah 0,8917 dan 0,8300. Berdasarkan tingkat akurasi dan koefisien Kappa
tersebut, model PLSDA yang diperoleh mampu mendeteksi adanya pemalsuan.