Perbandingan Keragaan Perikanan Jaring Arad dan Jaring Insang di Eretan Kulon, Indramayu
View/ Open
Date
2018Author
Nurmeiana, Devy Ani
Wiyono, Eko Sri
Riyanto, Mochammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia melarang pengoperasian jaring arad
dan memberikan bantuan alat tangkap berupa jaring insang dalam rangka
mempertahankan usaha perikanan. Kajian mengenai keragaan kedua alat tangkap
tersebut perlu dilakukan sebelum pemerintah mengimplementasikan alat tangkap
bantuan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan keragaan perikanan jaring
arad dan jaring insang berdasarkan hasil tangkapan dan pendapatan nelayan, serta
mengidentifikasi strategi adaptasi yang dilakukan nelayan terhadap pergantian
jaring arad. Penelitian telah dilakukan di Eretan Kulon dengan metode survei dan
dianalisis secara deskriptif komparatif menggunakan 3 pendekatan, yaitu deskripsi
alat tangkap, komposisi hasil tangkapan, dan pendapatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbandingan kedua alat tangkap tersebut jika ditinjau
berdasarkan deskripsi alat tangkap memiliki bentuk, spesifikasi, dan ukuran yang
berbeda. Komposisi hasil tangkapan utama jaring arad sebesar 10,87%, sedangkan
hasil tangkapan utama jaring insang 54,21%. Hasil penelitian lainnya menunjukkan
bahwa diversitas jaring arad lebih besar dibandingkan dengan jaring insang, hal ini
mengindikasikan bahwa keanekaragaman jaring insang lebih rendah, dan
selektivitasnya lebih tinggi dibandingkan jaring arad. Perubahan pendapatan
nelayan jaring arad ke jaring insang mengalami kenaikan sebesar Rp 2.749.500
perbulan. Strategi adaptasi yang dilakukan oleh nelayan setelah adanya pergantian
alat tangkap yaitu mengganti alat tangkap dan menambah jumlah ABK. Faktor
nelayan mengoperasikan jaring arad kembali adalah kebiasaan dan musim.