Kinetika Erapan Fosfor pada Tanah yang diberi Perlakuan Lumpur dan Air Kolam Ikan dari Lahan Terpadu Pertanian dan Perikanan.
View/ Open
Date
2018Author
Putri, Syahra Maretzka Labina
Hartono, Arief
Anwar, Syaiful
Metadata
Show full item recordAbstract
Desa Petir, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor merupakan salah satu
desa di hulu yang memanfaatkan air dari aliran sungai yang berasal dari Gunung
Salak untuk kegiatan pertanian dan perikanan. Dalam kegiatan perikanan, pada
kolam-kolam ikan terdapat akumulasi hara terutama C-organik, fosfor (P), dan
nitrogen (N) yang cukup tinggi pada lumpur dan air kolam ikan. Namun lumpur
dan air kolam ikan tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Air kolam ikan
dialirkan melalui kanal hingga terbawa ke badan-badan air. Sementara lumpur
kolam ikan dijadikan pengeras pinggiran kolam dan hara-hara yang terdapat pada
lumpur larut ketika terjadi hujan dan juga masuk ke badan-badan air. Pengkayaan
badan-badan air termasuk sungai oleh hara-hara akhirnya menyebabkan terjadinya
pengkayaan hara terutama nitrat dan fosfat di Teluk Jakarta. Oleh karena itu upaya
untuk mengurangi akumulasi hara di Teluk Jakarta perlu dilakukan dimana salah
satunya dengan menggunakan lumpur dan air kolam ikan sebagai pupuk organik
atau bahan pembenah tanah. Sebagai bahan pembenah tanah, pemanfataan lumpur
dan air kolam ikan diharapkan dapat mengurangi kapasitas tanah dalam mengerap
fosfor. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinetika erapan P pada tanah yang
diberi lumpur dengan penyiraman air kolam ikan dan tanah yang diberi lumpur dan
dengan penyiraman air aquadest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
tinggi penambahan dosis lumpur dengan penyiraman air kolam ikan nyata secara
statistik menurunkan konstanta kecepatan erapan P (k) tetapi tidak nyata secara
statistik menurunkan erapan P maksimum (a). Perlakuan terbaik dalam
menurunkan nilai k adalah 10% lumpur kolam ikan dengan penyiraman air kolam
ikan. Sifat kimia tanah seperti pH, C-organik, P tersedia (Bray I), N-total, dan
kapasitas tukar kation (KTK) berkorelasi negatif dengan konstanta kecepatan
erapan P (k) artinya semakin tinggi pH, C-organik, P tersedia (Bray I), N-total, dan
KTK maka akan semakin rendah nilai k. Secara praktikal, pemberian lumpur dan
air kolam ikan meningkatkan ketersediaan P dengan menurunnya konstanta
kecepatan erapan P (k).