Pemetaan Produktivitas Padi Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Desa Cibarengkok, Cianjur
View/ Open
Date
2018Author
Pandapotan, Renaldi Samuel
Barus, Baba
Munibah, Khursatul
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan produktivitas padi adalah salah satu upaya pemerintah dalam
mewujudkan swasembada pangan. Keberagaman bentuk fisik lahan serta manajemen
pengelolaan oleh petani menjadi tantangan dalam upaya tersebut. Sistem Informasi
Geografis (SIG) merupakan salah satu tool yang saat ini digunakan dalam menganalisis
berbagai isu pertanian karena efisien dan dapat mencakup wilayah yang luas. Tujuan
penelitian ini adalah menguji kemampuan citra SPOT 7 yang diperoleh dari Google
Earth dalam identifikasi petakan sawah, membuat peta produktivitas padi dengan dua
metode, yaitu berdasarkan unit administrasi (blok sawah) dan interpolasi IDW (Inverse
Distance Weighted), membuat peta faktor produksi (varietas padi, jumlah bibit tiap
lubang, umur bibit, jumlah hama penyakit) berdasarkan data faktor produksi yang
dominan dilakukan serta menganalisis pengaruh tiap faktor terhadap produktivitas
dengan pendekatan regresi. Penelitian ini dilakukan di Desa Cibarengkok, Kabupaten
Cianjur yang merupakan salah satu sentra penghasil padi di wilayah Jawa Barat.
Identifikasi petakan sawah pada citra dilakukan dengan skala 1:1000 hingga
1:2000. Perbedaan skala dikaitkan dengan karakter petakan yang tampak pada citra.
Skala lebih besar digunakan pada petak sawah yang secara visual lebih sulit untuk
diidentifikasi, seperti sawah dengan kelerengan tertentu atau batas petakan yang tidak
jelas. Setelah dilakukan cek lapang, didapatkan akurasi interpretasi citra SPOT 7
sebesar 95.03%, ditemukan beberapa petakan hasil interpretasi yang tidak sesuai
dengan keadaan di lapang. Peta sawah tersebut kemudian digunakan dalam pemetaan
produktivitas. Pemetaan dengan basis interpolasi IDW memberikan informasi yang
lebih tajam karena unit pemetaan yang lebih kecil, sedangkan peta produktivitas
dengan unit administrasi blok sawah kurang memberikan banyak informasi. Meskipun,
uji validasi pemetaan menunjukkan peta produktivitas dengan unit administrasi
memiliki akurasi yang lebih baik.
Peta faktor produksi memberikan informasi yang lebih beragam secara spasial serta
memiliki tingkat akurasi validasi pemetaan yang berbeda. Peta umur bibit merupakan
peta dengan nilai validasi terbaik sedangkan peta varietas memiliki nilai validasi
terendah. Analisis pengaruh faktor produksi menggunakan pendekatan regresi
menunjukkan pengaruh signifikan dari varietas, pupuk pengolahan dan pestisida.
Pengaruh tidak signifikan diberikan oleh jumlah bibit, umur bibit dan pupuk
persemaian. Hama dan penyakit memberikan pengaruh negatif terhadap produktivitas.