Pengaruh SWA (Super Water Absorbent) Pati Singkong terhadap Pertumbuhan Caisim (Brassia juncea L.) dan Populasi Mikroba Tanah
View/ Open
Date
2018Author
Ambarsari, Evi
Anas, Iswandi
Rahayu
Darwis, Darmawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Stress air dapat mengganggu aktifitas fisiologis dan morfologis tanaman
sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi hasil tanaman.
Peningkatan frekuensi irigasi seringkali menjadi solusi pertama, namun cara
tersebut tidak efisien dalam mempertahankan pasokan air pada zona perakaran
serta dapat meningkatkan biaya tenaga kerja. Penggunaan SWA (Super Water
Absorbent) dapat menjadi solusi alternatif dalam meningkatkan efisiensi
penggunaan air pada zona perakaran. Sebagai water absorbent, SWA produksi
Laboratorium Bahan Industri Bidang Proses Radiasi; Pusat Aplikasi Teknologi
Isotop dan Radiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dapat
meningkatkan kelembaban tanah sehingga lingkungan mikroba tanah menjadi
lebih baik. Aplikasi SWA dari pati singkong sangat diperlukan dalam bidang
pertanian karena SWA ini menahan air sehingga meningkatkan ketersediaan air
dalam tanah dan dengan mudah dapat diuraikan oleh mikroba tanah sehingga
tidak meninggalkan residu yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Pengaruh SWA terhadap populasi dan aktivitas mikroba tanah dan pertumbuhan
tanaman menjadi fokus dalam penelitian ini dengan tanaman caisim (Brassica
juncea L.) sebagai indikator tanaman percobaan. Penelitian dilakukan di rumah
kaca menggunakan pot dengan metode percobaan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Tiga faktor yang diteliti adalah takaran SWA (0,0 g/kg tanah, 0,1 g/kg
tanah dan 0,2 g kg tanah), Cara penempatan SWA (melingkari tanaman dan
dikonsentrasikan 4 titik sekitar tanaman), dan frekuensi penyiraman (setiap hari,
setiap 2 hari dan setiap 4 hari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis SWA 0.1 g kg tanah-1
dibandingkan tanpa pemberian SWA dapat meningkatkan kadar air tanah, total
populasi mikroba dan fungi tanah, respirasi tanah pada media tanam serta tinggi
tanaman setara dengan pemberian dosis SWA 0.2 g kg tanah-1. Cara penempatan
SWA di dalam tanah yang digunakan dalam penelitian tidak dapat mengurangi
frekuensi penyiraman dan tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman, total
populasi mikroba dan fungi tanah, kadar air tanah serta respirasi tanah. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan pemberian SWA sampai dengan
0.2 g kg tanah-1 tidak dapat mengurangi frekuensi penyiraman dan tidak dapat
meningkatkan hasil tanaman caisim.