Studi Keanekaragaman Collembola pada Enam Tipe Penggunaan Lahan di Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat
View/ Open
Date
2018Author
Ritaqwin, Zaitun
Widyastuti, Rahayu
Suhardjono, R. Yayuk
Metadata
Show full item recordAbstract
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi terbesar kedua di pulau
Kalimantan, dengan luasan 147.31 km2 atau sekitar 7.7 % luas daratan seluruh
daratan Indonesia. Kegiatan pembukaan lahan hutan dapat mempengaruhi
kelimpahan dan keanekaragaman Collembola. Collembola merupakan Arthropoda
tanah yang memiliki peranan yang sangat penting dalam ekosistem tanah,
sehingga kelimpahan dan keanekaragaman ikut berperan dalam proses perombak
bahan organik serta menjaga keseimbangan ekosistem. Collembola digolongkan
ke dalam Hexapoda. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
Collembola menjadi takson lebih tinggi dan menjadi klas yang terpisah dari
Insecta. Hal ini dikarenakan Collembola memiliki bagian morfologi yang berbeda
dari Insecta, yaitu furkula yang menjadi ciri khas yang membedakan dari
Arthropoda tanah lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kelimpahan dan
keanekaragaman Collembola pada enam tipe penggunaan lahan yang berbeda
yaitu hutan primer, hutan sekunder, semak belukar tua, semak belukar muda,
hutan paska bakar dan hutan karet di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas
Hulu, Kalimantan Barat, serta kaitan antara faktor lingkungan dengan kelimpahan
dan keanekaragaman Collembola pada tipe penggunaan lahan yang berbeda.
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada Agustus 2017. Sampling tanah dan
serasah pada setiap tipe penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan
metode transek sepanjang 100 m, ditentukan 10 titik sampling dengan jarak 10 m.
Sampel tanah dan serasah yang diambil berukuran 20cmx20cm sedalam 5 cm.
Ekstraksi fauna tanah dilakukan dengan menggunakan modifikasi Berlese Heat
Extractor selama 7 hari dengan suhu 300C-500C. Hasil ekstraksi sampel tanah dan
serasah berupa spesimen Collembola yang terkumpul diawetkan di dalam botol
berukuran 50 mL yang berisi alkohol 96%.
Dari hasil penelitian di seluruh area yang diamati, diperoleh sebanyak 4
ordo, 13 famili, dan 30 genus Collembola tanah dengan total rata-rata kelimpahan
603 individu m-2, sedangkan hasil pengamatan Collembola di serasah diperoleh 4
ordo, 13 famili dan 31 genus dengan total rata-rata 944 individu m-2. Kelimpahan
Collembola tertinggi ditemukan pada ekosistem hutan karet baik di lapisan tanah
(180 individu m-2) maupun di lapisan serasah (312 individu m-2). Seluruh ordo
klas Collembola berhasil teridentifikasi pada penelitian ini, yaitu ordo
Poduromorpha, Entomobryomorpha, Symphypleona dan Neelipleona. Ordo
Entomobryomorpha merupakan ordo dengan jumlah kelimpahan yang tertinggi
ditemukan baik di tanah maupun di serasah.
Berdasarkan nilai indeks keanekaragaman genus Collembola tertinggi
yang didapatkan di hutan primer (2.61) dan terendah di semak belukar muda
(1.61) pada lapisan serasah. Perbedaan penggunaan lahan dan jenis vegetasi
berpengaruh terhadap kelimpahan dan keanekaragaman Collembola di tanah dan
Collembola di serasah. Genus Collembola tertentu memiliki hubungan dengan
faktor ligkungan. Hasil analisis uji korelasi antara sifat-sifat tanah dan
kelimpahan Collembola, parameter C/N, C-organik, N-total, dan kadar air
berpengaruh nyata terhadap beberapa genus Collembola, yang ditunjukkan dari
hasil nilai korelasi yang berbeda-beda seperti genus Tomocerus memiliki nilai
korelasi positif terhadap C/N (0.78), Ascocyrtus C-organik (0.95%),
Cyphoderopsis N-total (96%), Folsomides kadar air (93%).
Collections
- MT - Agriculture [3772]