Respon Beberapa Genotipe Hotong [Setaria italica (L.) Beauv] terhadap Cekaman Kekeringan dengan menggunakan Metode Staggered Planting
View/ Open
Date
2018Author
Sherly, Lapuimakuni
Ardie, Sintho Wahyuning
Khumaida, Nurul
Metadata
Show full item recordAbstract
Hotong [Setaria italica (L.) Beauv.] merupakan salah satu tanaman serelia
yang dilaporkan mengandung nutrisi tinggi dan berpotensi sebagai pangan
fungsional. Selain itu hotong memiliki toleransi yang cukup baik terhadap cekaman
kekeringan. Seleksi genotipe hotong toleran cekaman kekeringan dan
pengembangan indeks seleksi perlu dilakukan sebagai tahap awal pemuliaan
hotong. Seleksi perlu dilakukan pada lingkungan dan fase tumbuh yang tepat. Fase
pertumbuhan yang paling peka terhadap cekaman kekeringan pada tanaman hotong
adalah fase generatif, sehingga evaluasi respon hotong terhadap cekaman
kekeringan perlu dilakukakan pada fase tersebut. Metode staggered planting dapat
dimanfaatkan untuk menyeragamkan waktu berbunga sejumlah genotipe hotong,
sehingga cekaman kekeringan dapat diaplikasikan pada fase yang sama pada
sejumlah genotipe yang dievaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
mengevaluasi keragaan agronomis genotipe hotong toleran dan peka terhadap
cekaman kekeringan menggunakan metode staggered planting di rumah kaca, (2)
menentukan indeks seleksi terhadap cekaman kekeringan yang tepat untuk tanaman
hotong dan (3) mengevaluasi performa genotipe hotong hasil seleksi di lahan
kering.
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan 1 dilakukan di rumah kaca
di Kebun Percobaan Cikabayan (240 m dpl) dari bulan Desember 2016 sampai
April 2017. Sepuluh genotipe hotong yaitu ICERI-1, ICERI-2, ICERI-3, ICERI-4,
ICERI-5, ICERI-6, ICERI-7, ICERI-8, ICERI-9 dan ICERI-10, ditanam pada pot
berisi media campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1:1 (v/v) dengan
menggunakan metode staggered planting dengan tujuan mendapatkan waktu
berbunga yang bersamaan. Percobaan disusun berdasarkan rancangan kelompok
lengkap teracak dengan dua faktor dan lima ulangan. Faktor pertama adalah sepuluh
genotipe hotong. Faktor kedua adalah perlakuan periode kering yang terdiri atas
kontrol dan 15 hari periode kering. Pengamatan dilakukan terhadap peubah
pertumbuhan sampai 18 minggu setelah tanam (MST), peubah vegetatif, generatif
dan peubah komponen hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode kering
selama 15 hari dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas hotong yaitu
menyebabkan panjang daun bendera, lebar daun bendera, luas daun bendera, jumlah
anakan, panjang malai, jumlah malai, bobot biji utuh malai utama, bobot biji utuh
per tanaman, bobot biji total, panjang dan lebar biji yang lebih rendah dibandingkan
pada kondisi kontrol. Periode kering selama 15 hari juga menyebabkan perubahan
waktu bermalai menjadi cepat bermalai. Genotipe ICERI-3, ICERI-4 dan ICERI-7
memiliki bobot total biji per tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan genotipe
ICERI-5 dan ICERI-6 dan genotipe lainnya pada kondisi kontrol. Sebaliknya,
genotipe ICERI-5 dan ICERI-6 memiliki bobot biji total per tanaman tertinggi
dibandingkan genotipe lainnya pada kondisi periode 15 hari kering. Bobot biji total
per tanaman digunakan untuk mengevaluasi 13 indeks seleksi terhadap cekaman
kekeringan pada hotong. Berdasarkan analisis komponen utama, indeks seleksi
terhadap cekaman kekeringan yang diduga sesuai dengan toleransi tanaman hotong
adalah SDI,GMP, STI, YI, YSI, HM, DI dan RDI. Nilai indeks seleksi terhadap
cekaman kekeringan menunjukkan bahwa genotipe toleran adalah ICERI-5 dan
ICERI-6, genotipe ICERI-7 dan ICERI-3 sebagai genotipe moderat sedangkan
ICERI-4 dan ICERI-10 sebagai genotipe peka.
Percobaan 2 dilakukan pada bulan Mei – Oktober 2017 di lahan kering desa
Tarus, kabupatan Kupang dengan tujuan mengevaluasi performa genotipe hotong
hasil seleksi di lahan kering. Tiga genotipe hotong yaitu ICERI-4, ICERI-6 dan
ICERI-9 disemai pada tray dengan media campuran kompos dan arang sekam
perbandingan 1:1 (v/v). Setelah bibit hotong berumur 2 MST dipindah tanam pada
petak berukuran 2 m x 1 m dengan jarak tanam 20 cm x 10 cm. Percobaan disusun
berdasarkan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor. Faktor
pertama adalah tiga genotipe hotong, dan faktor kedua adalah kondisi kontrol dan
15 hari periode kering. Penerapan periode kering dilakukan saat 50% tanaman
hotong pada petak telah berbunga. Pengamatan dilakukan terhadap peubah
pertumbuhan sampai 11 MST, peubah vegetatif, generatif dan peubah komponen
hasil. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa cekaman kekeringan mempengaruhi
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun bendera, dan
jumlah anakan. Pengamatan komponen hasil menunjukkan bahwa ke tiga tanaman
hotong mengalami penurunan bobot malai per tanaman, bobot biji malai utama dan
bobot biji total per tanaman. Jumlah rachis pada genotipe ICERI-4 dan ICERI-9
mengalami penurunan, sedangkan pada ICERI-6 mengalami peningkatan. Hal ini
terjadi juga pada panjang dan lebar biji, dimana genotipe ICERI-6 dan ICERI-9
juga mengalami peningkatan panjang dan lebar biji, sedangkan genotipe ICERI-4
mengalami penurunan ukuran biji.
Collections
- MT - Agriculture [3772]