Formulasi Minuman Kesehatan Campuran dari Sari Jagung, Ekstrak Kulit Manggis Merah (Garcinia forbesii), dan Kayu Manis Serta Kajian Stabilitasnya
View/ Open
Date
2018Author
Andarini, Faizah
Yasni, Sedarnawati
Syamsir, Elvira
Metadata
Show full item recordAbstract
Manggis merah (Garcinia forbesii) memiliki kulit berwarna merah cerah
dan daging buah yang memiliki citarasa asam. Daging buah dikonsumsi langsung
atau diolah menjadi produk sirup dan manisan, sedangkan kulitnya dibuang dan
menjadi limbah. Penelitian mengenai kulit manggis merah yang diketahui
berpotensi sebagai antioksidan belum banyak dilakukan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji parameter ekstraksi
yang optimal dalam menghasilkan ekstrak kulit manggis merah dengan aktivitas
antioksidan yang tinggi, mendapatkan formulasi minuman dari campuran sari
jagung, ekstrak kulit manggis merah, dan ekstrak kayu manis yang tepat, sehingga
didapatkan formulasi minuman yang tidak hanya mengandung antioksidan yang
tinggi namun juga memiliki penerimaan sensori yang baik, serta memprediksi
stabilitas minuman selama penyimpanan.
Pada penelitian ini digunakan bahan dasar kulit manggis merah kering
(kadar air 12% bk) yang diekstraksi dengan air dan beberapa perlakuan, yaitu
variasi suhu ekstraksi (40 dan 50°C) dan rasio bahan terhadap air (1:3, 1:5, 1:7,
dan 1:10 b/v). Parameter yang diuji adalah komponen bioaktif berupa aktivitas
antioksidan dengan metode penangkapan radikal DPPH, komponen fenolik total
dengan reagen Folin-Ciocalteau, dan kandungan antosianin. Ekstrak dengan
komponen bioaktif tertinggi tersebut kemudian dikembangkan menjadi minuman
berbahan dasar sari jagung dengan penambahan ekstrak kayu manis dan pemanis
sukralosa.
Pada sari jagung terkandung pigmen karotenoid, sedangkan pada ekstrak
kayu manis terkandung beberapa komponen aktif polifenol. Komponen aktif pada
kedua bahan ini telah banyak diteliti dan berpotensi sebagai antioksidan. Selain
meningkatkan antioksidan minuman, penggunaan sari jagung dan ekstrak kayu
manis diharapkan dapat memperbaiki profil sensoris dari minuman. Ekstrak kulit
manggis merah memiliki citarasa yang sepat dan sangat asam serta aroma yang
menyengat, sehingga cenderung tidak disukai. Sari jagung adalah salah satu
produk sari nabati yang cukup populer di beberapa di daerah dan disukai oleh
masyarakat karena rasa dan aromanya yang enak. Selain itu, pada jagung
terkandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat, serat, dan protein.
Atas pertimbangan tersebut, sari jagung dipilih sebagai bahan dasar minuman
pada penelitian ini. Kayu manis memiliki aroma yang disukai dan telah banyak
digunakan pada produk pangan untuk memberi aroma harum khas kayu manis
maupun memperbaiki aroma produk, sehingga penambahannya pada produk ini
diharapkan dapat meningkatkan profil aroma agar lebih disukai dan diterima oleh
panelis. Untuk menutupi rasa asam dan sepat pada minuman, ditambahkan
sukralosa sebagai pemanis non-kalori.
Tiga formula minuman dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit manggis
merah (5, 6, dan 7% v/v) kemudian diuji organoleptik secara hedonik oleh panelis
dengan parameter warna, aroma, rasa, mouthfeel dan keseluruhan. Penentuan
stabilitas saat penyimpanan dilakukan pada formulasi terpilih, yaitu formula yang
paling disukai oleh panelis, dengan metode penyimpanan yang dipercepat
(Accelerated Shelf Life Testing, ASLT) yaitu pada suhu 4, 15, 25, dan 35 °C.
Penurunan mutu dan stabilitas minuman dihitung dengan parameter kecerahan,
derajat hue, total perbedaan warna, dan antioksidan selama 29 hari, kemudian
dilanjutkan dengan pemodelan kinetik.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa antioksidan,
komponen fenolik total, dan kadar antosianin paling tinggi didapatkan pada
ekstrak dengan perlakuan suhu 40 °C dan rasio 1:7, yaitu berturut-turut
sebesar 717.44 ± 0.44 AAE μg/mL, 843.48 ± 0.77 GAE μg/mL, dan 46.55 ± 0.30
CGE mg/L. Hasil pada tahap formulasi adalah minuman dengan konsentrasi
ekstrak kulit manggis merah 6% v/v paling disukai oleh panelis, terutama pada
profil mouthfeel dan keseluruhan. Formula ini memiliki total solid sebesar 2.98 ±
0.05 °Brix, pH sebesar 4.32 ± 0.01, viskositas sebesar 4.93 ± 0.16 cP, dan
aktivitas penangkapan radikal DPPH sebesar 1025.78 ± 8.39 AAE μg/mL. Selain
dari ekstrak kulit manggis merah, aktivitas antioksidan dari minuman juga
didapatkan dari sari jagung dan ekstrak kayu manis. Selain itu, penggunaan sari
jagung sebagai bahan dasar dan penambahan ekstrak kayu manis menghasilkan
minuman dengan rasa dan aroma yang dapat diterima oleh panelis.
Pengujian stabilitas minuman dilakukan dengan permodelan kinetik. Energi
aktivasi ordo 0 pada minuman dari yang paling kecil adalah derajat hue, total
perbedaan warna, kecerahan dan antioksidan, secara berurutan sebesar 6.10, 7.09,
9.96, dan 12.06 kkal/mol. Pada ordo 1, energi aktivasi dari derajat hue, total
perbedaan warna, kecerahan dan antioksidan, secara berurutan sebesar 2.84, 7.45,
9.50, dan 13.28 kkal/mol. Data tersebut menunjukkan bahwa pada minuman
tersebut, antioksidan adalah parameter mutu yang paling bergantung pada suhu
penyimpanan, dan selanjutnya digunakan sebagai batas kritis kestabilan minuman.
Berdasarkan perhitungan dalam hari, kestabilan minuman dengan ordo 0 adalah
132.90, 56.84, 20.86, dan 16.37 hari, sedangkan pada ordo 1 adalah 148.76, 60.31,
20.10, dan 14.78 hari berturut-turut pada suhu penyimpanan 4, 15, 25, dan 35 °C.
Hasil ini menunjukkan bahwa untuk produk minuman dari campuran sari jagung,
ekstrak kulit manggis merah dan ekstrak kayu manis paling baik disimpan pada
suhu 4 °C. Berdasarkan hasil terebut, ekstrak kulit manggis merah dapat
dikembangkan sebagai sumber antioksidan dalam bentuk minuman. Selain itu,
pemanfaatan limbah kulit manggis merah diharapkan dapat memiliki nilai tambah
sekaligus sebagai upaya pelestarian komoditas manggis merah.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2294]