Kajian parasitosis pada anjing dan kucing peliharaan yang datang ke klinik hewan di Jakarta Utara
View/ Open
Date
2018Author
Nasution, Angga Yuka Anta
Hadi, Kesumawati Upik
Retnani, Budi Elok
Metadata
Show full item recordAbstract
Anjing dan kucing merupakan hewan domestikasi yang keberadaanya sangat dekat dengan manusia. Peningkatan kepemilikan anjing dan kucing menjadi risiko terjadinya penyakit parasitik-zoonotik pada hewan dan manusia. Penyakit parasitik merupakan masalah yang paling umum ditemukan pada anjing. Penyakit ini disebabkan oleh parasit, baik ektoparasit maupun endoparasit. Kasus penyakit ektoparasitik yang terjadi pada anjing dan kucing meliputi: Otokariasis, Demodekosis, dan Skabies; sedangkan kasus endoparasitik berupa Leishmaniasis, Anaplasmosis, Ehrlichiosis, Dirofilariasis, Toksokariasis, Ankilostomiasis, dan Telaziosis. Penyakit ini bersifat zoonosis pada manusia sehingga dikenal dengan istilah parasitik-zoonotik dan sampai saat ini masih terabaikan (neglected disease). Penelitian ini bertujuan mengetahui ragam jenis, prevalensi, kelimpahan, dominasi spesies, serta derajat infestasi ektoparasit dan ragam jenis serta prevalensi endoparasit pada anjing dan kucing peliharaan. Penelitian ini dilaksanakan selama Juli-Oktober 2017 di Klinik Hewan Sunter, Jakarta Utara. Pemeriksaan kondisi umum hewan dilakukan untuk mendapatkan anamnese dan selanjutnya dilakukan analisis parasitologik berupa pemeriksaan darah, feses dan pemeriksaan ektoparasit secara terpadu pada anjing dan kucing yang datang ke klinik dan memenuhi kriteria inklusis sampel.
Penelitian ini menemukan ektoparasit pada anjing sebanyak 3 jenis, caplak Rhipicephalus sanguineus, kutu Trichodectes canis, dan pinjal Ctenocephalides canis dengan total 79 individu. Selanjutnya, pada kucing ditemukan sebanyak 5 jenis. Tiga jenis tungau (Otodectes cynotis, Sarcoptes scabiei, dan Lynxacarus radovskyi), pinjal Ctenocephalides felis, dan kutu Felicola subrostratus. Endoparasit yang ditemukan pada anjing sebanyak 5 jenis (Anaplasma spp, Ehrlichia spp, Strongyloides sp., Trichuris sp., dan Ancylostoma), sedangkan pada kucing sebanyak 4 jenis (Strongyloides sp., Isospora sp., Dirofilaria immitis, dan Toxocara sp.). Caplak R. sanguineus merupakan jenis ektoparasit pada anjing dengan kelimpahan dan dominansi tertinggi (77.22%, 28.31%) serta derajat infestasi kategori sangat tinggi. Jenis ektoparasit pada kucing dengan kelimpahan dan dominansi spesies tertinggi adalah pinjal C. felis (42.07%, 22.27%). Ektoparasit pada anjing dan kucing dengan derajat infestasi sangat tinggi dijumpai pada caplak R. sanguineus, pinjal C. felis, dan kutu F. subrostratus. Jenis ektoparasit caplak (R. sanguineus), 36.67% dan pinjal (C. felis), 52.94% merupakan ektoparasit dengan prevalensi tertinggi pada anjing dan kucing. Selanjutnya, 2 jenis parasit darah (Anaplasma spp. dan Ehrlichia spp.) dengan prevalensi tertinggi pada anjing (masing-masing 23.33%), sedangkan jenis cacing (Strongyloides sp., 35.29%) termasuk jenis endoparasit dengan prevalensi tertinggi pada kucing.
Collections
- MT - Veterinary Science [909]