Pola Evapotranspirasi pada Pertanaman Kelapa Sawit di Musim Basah dan Kering: Analisis Menggunakan Metode Aerodinamik
Abstract
Kelapa sawit merupakan tanaman yang berdaya hasil tinggi, sehingga perlu dilakukan analisis yang berkaitan dengan faktor lingkungan tempat tumbuhnya. Hal ini akan memudahkan manajemen perawatan kelapa sawit dalam jangka panjang. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari jumlah kebutuhan air kelapa sawit pada periode basah dan kering berdasarkan nilai evapotranspirasi serta menganalisis proses fisik yang mempengaruhinya. Evapotranspirasi pada pertanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh stabilitas atmosfer, kekasapan permukaan, dan tingkat turbulensi. Metode yang digunakan yaitu metode aerodinamik yang dibandingkan dengan metode Eddy Correlation. Metode aerodinamik memiliki faktor koreksi yang digunakan untuk stabilitas nonnetral. Faktor koreksi yang digunakan yaitu berdasarkan Arya 2001, Dyer 1974, Businger et al. 1971, Dyer dan Hicks 1970, dan Hogstrom 1988. Faktor koreksi yang paling tepat untuk periode basah yaitu berdasarkan Businger et al. 1971 dengan nilai R2 sebesar 0.9047 dan untuk periode kering berdasarkan Dyer 1974 dengan nilai R2 sebesar 0.8673. Pada periode basah rata-rata evapotranspirasi siang hari sebesar 0.1719 mm/jam dan malam hari sebesar 0.0038 mm/jam dengan nilai rata-rata diurnal 2.18 mm. Pada periode kering rata-rata evapotranspirasi siang hari sebesar 0.078 mm/jam dan malam hari sebesar 0.0089 mm/jam dengan rata-rata diurnal 0.43 mm. Kebutuhan air kelapa sawit tahun 2015 tinggi pada bulan Agustus, September, dan Oktober dengan nilai CH-ET masing-masing sebesar 11.3 mm, 12.1 mm, dan -9.1 mm.