Pengelolaan Daerah Penangkapan Gurita (Octopus cyanea) Secara Keberlanjutan di Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah.
View/ Open
Date
2018Author
Tarigan, Daniel Julianto
Domu Simbolon, Domu Simbolon
Wiryawan, Budy
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabupaten Banggai Laut merupakan salah satu daerah penghasil gurita di Indonesia. Namun pengelolaan terhadap sumberdaya gurita belum dilakukan dengan baik. Data dan informasi terkait dengan gurita masih sangat terbatas. Dewasa ini diduga terjadi permintaan yang tinggi terhadap sumberdaya gurita. Hal ini akan menyebabkan pemanfaatan sumberdaya yang tinggi dan sangat berdampak terhadap keberlanjutan sumberdaya gurita. Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat pemanfaatan daerah penangkapan gurita, menentukan tingkat keberlanjutan perikanan gurita dan merumuskan strategi pengelolaan daerah penangkapan gurita.
Tingkat pemanfaatan daerah penangkapan gurita di Banggai Laut dianalisis dengan menggunakan pendekatan LB-SPR (Length Base Spawning Potential Ratio). Pendekatan ini dilakukan untuk menilai tingkat pemanfaatan daerah penangkapan yang ada. Pendekatan dilakukan dengan menggunakan data panjang mantel (length-based) dan bobot gurita. Tingkat keberlanjutan perikanan gurita di Perairan Bangai Laut dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis Ecosystem Approach Fisheries Management (EAFM). Selanjutnya dalam strategi pengelolaan daerah penangkapan gurita di Kabupaten Banggai Laut menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang tepat dalam pengelolaan daerah penangkapan gurita secara berkelanjutan di Kabupaten Banggai Laut.
Tingkat keberlanjutan pengelolaan perikanan gurita di Kabupaten Banggai Laut tergolong baik dengan perolehan nilai 75.81. Domain/aspek sumberdaya gurita, teknik penangkapan gurita, dan kelembagaan memiliki tingkat keberlanjutan sedang. Domain/aspek habitat dan ekosistem dan sosial memiliki tingkat keberlanjutan yang baik, sedangkan domain/aspek ekonomi memiliki tingkat keberlanjutan sangat baik. Tingkat pemanfaatan daerah penangkapan gurita berdasarkan analisis SPR yang diperoleh sebesar 15% (SPR<20%). Hal ini menunjukan bahwa kegiatan penangkapan gurita di daerah Kabupaten Banggai Laut telah mengalami over exploited.
Strategi pengelolaan daerah penangkapan gurita di Kabupaten Banggai Laut dilakukan dengan 1) Strategi SO: mengidentifikasi daerah penangkapan potensial untuk meningkatkan produksi gurita sehingga permintaan pasar ekpor terpenuhi, 2) Strategi ST: melakukan pengawasan daerah penangkapan gurita secara konsisten dan tegas dengan pelarangan alat tangkap yang destruktif sehingga kualitas perairan tetap terjaga, 3) Strategi WO: melakukan sosialisasi tentang karakteristik daerah penangkapan potensial dengan mempertimbangkan ukuran gurita untuk menjamin keberlanjutan sumberdaya gurita, 4) Strategi WT: membatasi armada penangkapan gurita yang beroperasi di Kabupaten Banggai Laut untuk mengurangi konflik daerah penangkapan gurita.
Collections
- MT - Fisheries [3026]