Pengaruh Kondisi Simpan terhadap Mutu dan Produktivitas Benih Umbi Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum).
View/ Open
Date
2018Author
Sarjani, Alvita Sekar
Palupi, Endah Retno
Suhartanto, M Rahmad
Purwanto, Y Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Penanaman bawang merah di daerah sentra produksi (Cirebon, Brebes dan Tegal) umumnya dilakukan tiga kali setahun, dengan waktu tanam pada bulan Oktober-Januari, Februari-April dan April-Juli. Kelangkaan pasokan umumnya terjadi pada bulan Maret yang menyebabkan harga bawang di pasaran naik. Pada saat harga tinggi tidak sedikit petani yang menjual benih umbi yang disimpannya sehingga terjadi kelangkaan benih umbi untuk musim tanam berikutnya. Gejolak harga dapat dikendalikan dengan menjaga kestabilan pasokan dengan cara menyediakan gudang penyimpanan untuk menampung bawang merah ketika produksi melebihi kebutuhan.
Penelitian ini bertujuan mempertahankan kualitas benih umbi dalam penyimpanan selama 12 minggu dan mengevaluasi produktivitas benih setelah penyimpanan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih bawang merah dengan umur dua minggu setelah panen dan disimpan pada empat taraf suhu, yaitu 0 °C, 5 °C, 10 °C dan suhu ruang. Rancangan penelitian penyimpanan menggunakan nested design dimana kondisi simpan tersarang pada waktu penyimpanan waktu penyimpanan terdisi atas 0, 3, 6, 9 dan 12 minggu, sementara kondisi simpan terdiri atas 0 °C, 5 °C, 10 °C dan suhu ruang. Perlakuan diulang empat kali. Setelah penyimpanan, benih bawang merah diberi perlakuan aklimatisasi yang terdiri atas dua cara yaitu aklimatisasi berjenjang selama tiga hari dan aklimatisasi suhu ruang selama satu hari. Aklimatisasi berjenjang (3 hari) dan aklimatisasi suhu ruang (1 hari) diperlukan untuk mencegah pembungaan yang umum terjadi setelah perlakuan penyimpanan pada suhu rendah. Pengujian terhadap produktivitas benih umbi hanya dilakukan terhadap benih umbi yang disimpan 12 minggu dengan rancangan tersarang yaitu cara aklimatisasi yang teerdiri atas aklimatisasi suhu berjenjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dormansi benih umbi berakhir pada 6 minggu setelah penyimpanan (8 minggu setelah panen) yang ditandai dengan daya berkecambah dan indeks vigor > 90%. Berakhirya dormansi benih umbi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi giberelin, auksin, dan sitokinin serta perubahan asam absisat. Penyimpanan benih selama 12 minggu pada suhu 5 oC dapat mempertahankan viabilitas dan vigor di atas 90% dengan kerusakan sebesar 9.8% dan kehilangan bobot sebesar 15.6%. Benih umbi tumbuh normal dan memproduksi 30.2 gram umbi per tanaman. Penyimpanan benih umbi pada suhu 0 oC 5 oC dan 10 oC selama 12 minggu menginduksi pembungaan mencapai9-16% tanaman. Aklimatisasi tidak mampu menurunkan persentase tanaman berbunga.
Collections
- MT - Agriculture [3787]