Karakteristik Reproduksi dan Respon Fisiologis Kerbau di Lahan Basah dan Lahan Kering di Kabupaten Serang Banten.
View/ Open
Date
2018Author
Siahaan, Cahya Indah Lestari
Komariah
Santoso, Koekoeh
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerbau memiliki tingkat adaptasi yang lebih tinggi dibanding dengan sapi. Bentuk adaptasi kerbau pada lokasi berbeda akan mempengaruhi respon fisiologis dan reproduksi kerbau, sehingga perlu diketahui adaptasi kerbau pada karakteristik lahan basah dan lahan kering. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2017 di Kabupaten Serang, Banten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik reproduksi kerbau di lahan basah dan lahan kering adalah sebagai berikut: 1) umur pertama kali birahi (first estrus) 22.71±7.87 dan 29.18±11.79 bulan; 2) Umur Pertama kali kawin (first conception) 27.86±11.43 dan 43.39±11.19 bulan; 3) Umur Pertama kali melahirkan (first parturition) 41.57±12.33 dan 26±12.12 bulan; 4) Jarak kelahiran (calving interval) 24.10±10.39 dan 15.67±6.55 bulan; 5) Persentase kelahiran (calving rate) 59% dan 55%; 6) Lama bunting (conception period) 1 tahun; 7) Kawin setelah beranak (Postpartum interval) 6.23±2.71 dan 4.56±2.34 bulan. Hasil sosial ekonomi peternak diperoleh bahwa di Kabupaten Serang sebanyak 83% peternak adalah tamatan SD. Respon fisiologis ternak di lahan kering menunjukkan ternak kerbau mengalami cekaman panas.