Substitusi Pupuk Kimia dengan Pupuk Organik Hayati pada Jagung (Zea mays).
View/ Open
Date
2018Author
Ammurabi, Syah Deva
Anas, Iswandi
Nugroho, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penggunaan pupuk kimia dalam pertanian terbukti mampu meningkatkan
produksi tanaman secara nyata, namun peningkatan produksi semakin landai dan
menurun. Selain itu, penggunaan pupuk kimia saja dengan takaran yang tinggi
terus-menerus menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan.
Aplikasi pupuk organik hayati (POH) dapat memperbaiki keadaan tersebut, yaitu
meningkatkan ketersediaan hara, memperbaiki sifat-sifat tanah, serta memacu
pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh substitusi pupuk kimia dengan pupuk organik hayati terhadap
pertumbuhan, serapan NPK, serta efisiensi agronomi pupuk pada jagung pada fase
vegetatif. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB Dramaga
dengan menanam jagung dalam polibag. Analisis laboratorium dilakukan di
Laboratorium Bioteknologi Tanah serta Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah,
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB.
Penelitian berlangsung antara bulan Mei 2017-Februari 2018. Percobaan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal. Perlakuan
percobaan terdiri dari : perlakuan Kontrol, Pupuk Organik Hayati (POH), POH +
NPK 50%, POH + NPK 100%, NPK 50%, dan NPK 100%. Bahan Latosol dari
kebun percobaan Dramaga digunakan sebagai media tanam. Jagung varietas Bisma
digunakan sebagai tanaman indikator dan ditumbuhkan hingga berumur 5 Minggu
Setelah Tanam (MST). Pada saat jagung berumur 5 MST, biomassa dipanen untuk
pengukuran bobot kering tajuk dan akar. Jaringan tajuk dianalisis untuk
menetapkan serapan hara N, P, dan K. Hasil sidik ragam (ANOVA) menunjukkan
bahwa interaksi antara pupuk NPK dan POH tidak berpengaruh nyata pada semua
variabel yang diamati. Bobot kering total perlakuan POH + NPK 50% setara dengan
pemberian pupuk NPK 100%. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian POH
mampu meningkatkan pertumbuhan jagung menyamai NPK 100%. Perlakuan POH
+ NPK 50% mampu meningkatkan serapan N, P, dan K, namun belum mampu
menyamai NPK 100%. Berdasarkan efisiensi agronomi, perlakuan POH + NPK
50% lebih efisien dibandingkan perlakuan NPK 50% dan NPK 100%. Dengan
demikian, POH mampu mensubstitusi 50% kebutuhan NPK jagung pada fase
vegetatif.