Uji Pertumbuhan dan Produksi Tujuh Genotipe Bawang Putih (Allium sativum L.) di Dataran Rendah
Abstract
Konsumsi bawang putih di Indonesia mengalami peningkatan sejak tahun
2013, tetapi produksinya masih rendah karena rendahnya produktivitas dan
ketersediaan lahan yang sesuai. Bawang putih memerlukan suhu dan panjang hari
yang tepat untuk mendukung proses pengumbian. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari pertumbuhan dan produksi tujuh genotipe bawang putih di dataran
rendah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan PKHT Pasir Kuda, Bogor.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) satu faktor berupa genotipe dengan 3 ulangan. Bahan tanaman
yang digunakan terdiri atas dua genotipe bawang putih lokal yaitu Sangga
Sembalun (BP-01) dan Lumbu Hijau (BP-02) serta lima genotipe bawang putih
introduksi dari Cina (BP-25, BP-33, BP-35, BP-60, dan BP-100). Bawang putih
Cina selain BP-25 mempunyai pertumbuhan vegetatif yang lebih baik
dibandingkan bawang putih lokal. Pertumbuhan vegetatif kedua genotipe lokal
tidak memiliki perbedaan yang signifikan kecuali pada karakter jumlah daun.
Jumlah daun BP-01 lebih banyak daripada BP-02. Baik genotipe lokal maupun
Cina mempunyai bobot per plot yang tidak berbeda nyata. BP-60 mempunyai
jumlah siung yang paling sedikit di antara genotipe lain. BP-25 dan BP-60
mempunyai nilai tengah bobot kering siung per umbi dan panjang siung yang
lebih tinggi dibandingkan genotipe bawang putih lokal. BP-01, BP-02, BP-25, dan
BP-60 berpotensi dikembangkan di dataran rendah.