Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan Pantai Berkelanjutan di Petanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah
View/ Open
Date
2018Author
Rahmawati, Eka
Santoso, Nyoto
Hermawan, Rachmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Hutan pantai Petanahan merupakan hutan hasil rehabilitasi yang berada di
kawasan pesisir selatan Kebumen. Kawasan pesisir yang kondisinya rawan
bencana tsunami menjadikan keberadaan hutan sebagai sabuk hijau sangat penting.
Seiring dengan perkembangan, masyarakat mulai memanfaatkan kawasan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan yang diperbolehkan adalah
yang sesuai antara kemampuan kawasan dengan bentuk kegiatan yang dilakukan
masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kondisi dan
fungsi hutan secara fisik, biotik dan sosial ekonomi serta menyusun strategi
pengelolaan kawasan yang berkelanjutan berdasarkan data yang diperoleh di
lokasi penelitian.
Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 kelas berdasarkan kondisi fisika dan
kimia lapangan yaitu kelas tegakan dengan ketebalan 60 m (13 petak ukur), kelas
ketebalan tegakan 200 m (22 petak ukur) dan kelas kawasan tanpa tegakan (3
petak ukur). Berdasarkan hasil analisis data, pada kelas ketebalan tegakan 200 m
memiliki kondisi fisika dan kimia paling baik dibandingkan yang lain. Pada
ketebalan 200 m diperoleh suhu udara rata-rata 26.4 oC, kelembaban udara ratarata
84.33 %. Tinggi rata-rata tegakan mencapai 16 m, sehingga mampu
mengurangi kecepatan angin sebesar 90.03 %. Selain itu, hutan pantai memiliki
fungsi fisik sebagai peredam gelombang tsunami dan mengurangi abrasi serta
meningkatkan kenyamanan bagi masyarakat berdasarkan nilai indeks kelembaban
temperatur (THI). Peran hutan pantai tersebut didukung oleh kehadiran tumbuhan
bawah yang mengisi formasi I. pes-caprae. Keberadaan hutan pantai di Petanahan
memiliki fungsi secara biotik yaitu sebagai habitat tumbuhan-satwa dan habitat
bertelur penyu. Fungsi tersebut didukung oleh adanya perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan berupa kondisi fisika kimia berpengaruh terhadap
sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Perubahan kondisi sosial-ekonomi masyarakat
salah satunya dapat dilihat dari kegiatan pariwisata. Pendapatan dari sektor
pariwisata meningkat 10.77 % setelah adanya pembangunan hutan pantai di
Petanahan. Kondisi ekonomi masyarakat berdasarkan produktivitas hasil kegiatan
budidaya pertanian juga telah meningkat 17% 39 %.
Manfaat sosial ekonomi yang diperoleh karena perubahan kondisi
lingkungan perlu dijaga keberlanjutannya. Keberlanjutan manfaat dipengaruhi
oleh daya dukung kawasan. Pemanfaatan yang melebihi daya dukung atau tidak
sesuai dengan kondisi kawasan mampu menurunkan fungsi daya dukung kawasan
itu sendiri. Berdasarkan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
diperoleh strategi pengelolaan kawasan dengan mengutamakan faktor kestabilan
lingkungan. Kestabilan lingkungan diperlukan agar fungsi hutan tetap terjaga.
Faktor kestabilan lingkungan yang disusun dalam A`SWOT dicapai melalui
strategi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan, menjaga tegakan tetap utuh,
perlindungan habitat tumbuhan dan satwa, serta penataan dan pemetaan kawasan.
Prioritas utama untuk mencapai strategi tersebut yaitu membuat kebijakan
pengelolaan kawasan hutan pantai. Konsep yang digunakan yaitu Pengembangan
Hutan Pantai Sepanjang Pesisir dengan melibatkan masyarakat dalam
pengambilan keputusan.
Collections
- MT - Forestry [1411]