Analisis ekonomi pengelolaan mangrove di Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
Abstract
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman mangrove tinggi, dari 15,9 juta ha luas hutan mangrove dunia, sekitar 3,7 juta ha atau 24%-nya berada di Indonesia. Tujuan penelitian adalah (1) mengidentifikasi potensi dan jenis pemanfaatan ekosistem mangrove oleh masyarakat lokal; (2) menganalisis nilai ekonomi dari ekosistem mangrove;(3) menganalisis alternatif pemanfaatan strategis untuk ekosistem mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study), metode pengambilan sampel digunakan adalah purposive sampling atau sengaja. Jumlah responden sebanyak 100 dari rumah tangga perikanan (RTP) dan non RTP. Data dianalisis dengan consumer surplus, optimal pemanfaatan (household model), total nilai ekonomi (TEV) dan Cost-Benefit Analysis (CBA). Hasil yang diperoleh bahwa utility terbesar adalah dari hasil tambak ikan bandeng dan udang (polikultur) sebesar Rp985.88.527,95 dengan konsumen surplus sebesar Rp95.235.125,20. Keuntungan optimal tertinggi dari jenis pemanfaatan kepiting sebesar Rp49.275.070,00 untuk 11 (sebelas) rumah tangga perikanan. Manfaat bersih optimal terendah diperoleh dari hasil pemanfaatan tambak ikan bandeng sebesar Rp42.121,02. Proporsi terbesar adalah dari manfaat tidak langsung dengan persentase 99,17% dengan nilai sebesar Rp100.655.404.682,00 per tahun. Nilai ekonomi total ekosistem hutan mangrove di Kecamatan Merawang yang seluas 12,50 ha untuk hutan mangrove dan 146,50 ha untuk tambak per tahun sebesar Rp101.502.012.572,24. Alternatif pemanfaatan yang menjadi pilihan prioritas, berdasarkan keseimbangan antara indikator untuk kriteria efisiensi dengan kriteria ekologi, antara kriteria efisiensi dengan equity, baik pada tingkat suku bunga rill 1,74%, 10,00% maupun suku bunga 13,27%, adalah pertama alternatif pemanfaatan VI (hutan mangrove 100% dan tambak 0%), kedua alternatif pemanfaatan V (hutan mangrove 12,50 ha, tambak polikultur 146,50 ha dan tambak monokultur udang dan ikan bandeng 0 ha) . Alternatif IV, III, II dan I tidak menjadi pilihan dalam alternatif pengelolaan karena menunjukkan nilai yang sangat tidak efisien.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]