Potensi Cadangan Karbon Hutan Nabundong KPH Wilayah VI Sumatera Utara
View/ Open
Date
2018Author
Siregar, Yustika Fadilah
Wasis, Basuki
Hilwan, Iwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan negara terbesar ketiga teratas sebagai negera penghasil gas rumah kaca setelah Amerika dan Cina. Komponen-kompoenen dari gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O) dan chloro fluoro carbon (CFC). Isu tersebut sangat erat kaitannya dengan keberadaan hutan sebagai penyerap karbon. Hutan mempunyai peran penting dalam menyerap karbondioksida (CO2) yang digunakan untuk proses fotosintesis untuk menghasilkan O2 dan sebagian besar energi tersebut tersimpan dalam bentuk biomassa.
Penelitian mengenai potensi cadangan karbon ini dilakukan di Kabupaten Padang Lawas Utara pada kawasan hutan produksi yaitu hutan nabundong yang dikelola oleh KPH wilayah VI Sumatera Utara, dengan tujuan untuk (1) mengkaji struktur dan komposisi jenis, (2) menduga biomassa bagian atas permukaan dengan menggunakan persamaan alometrik dan kandungan bahan organik tanah, serta (3) menentukan cadangan karbon dan potensi simpanan karbondioksida dari hutan Nabundong. Areal pengamatan dibagi menjadi dua lokasi yang berbeda berdasarkan tingkat kerapatan vegetasi penyusunnya, yaitu lokasi I (areal pengamatan dengan kondisi kerapatan yang tinggi) dan lokasi II (areal pengamatan dengan kondisi kerapatan vegetasi yang rendah).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah jenis yang ditemukan di lokasi penelitian adalah 103 jenis ditemukan di lokasi I dan 73 jenis di lokasi II. Struktur vertikal hutan Nabundong terdiri dari 4 lapisan tajuk yaitu lapisan (stratum A, B, C, dan D), dengan kerapatan tertinggi terdapat pada stratum A dan B untuk kedua lokasi pengamatan. Struktur horizontal hutan menunjukkan sebaran diameter yang semakin menurun dengan meningkatnya kelas diameter tegakan, sehingga membentuk kurva J terbalik. Dugaan karbon menunjukkan bahwa lokasi I (151.51 tonC/ha) mempunyai kandungan karbon yang lebih besar daripada lokasi II (73.95 tonC/ha) dan lebih banyak terkonsentrasi pada tingkat pertumbuhan pohon. Nilai nekromassa pada lokasi II (99.95 tonC/ha) lebih tinggi daripada lokasi I (18.34 tonC/ha), hal tersebut disebabkan adanya gangguan dari aktivitas manusia di lokasi II. Kondisi bahan organik tanah pada lokasi penelitian cenderung menurun dari lapisan atas ke lapisan bawah, dan kondisi bahan organik tanah akan memengaruhi sifat fisik dan kimia tanah. Nilai biomassa berpengaruh positif terhadap simpanan kabondioksida, yang mana nilai biomassa yang tinggi mengindikasikan kandungan karbon dan simpanan karbondioksida yang lebih pula. Lokasi I mempunyai simpanan karbondioksida lebih tinggi jika dibandingkan dengan lokasi II dari total setiap kantong karbon yang diamati.
Collections
- MT - Forestry [1411]