Peranan Sektor Mineral terhadap Perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
View/ Open
Date
2018Author
Parikesit, Bambang
Fauzi, Akhmad
Hidayat, Aceng
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah terutama adalah mineral .
Hal ini dipengaruhi oleh oleh kondisi geologi Indonesia yang terletak di tiga
lempeng benua yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng
Pacific, sehingga membentuk rangkaian gunung berapi sepanjang wilayah
Indonesia. Hal ini yang membawa Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya
akan mineral tambang. Sektor yang memiliki nilai produksi mineral yang tinggi ini
dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Peran sektor
pertambangan dan penggalian dalam pembangunan wilayah di implementasikan
melalui strategi pro growth dimana sektor ini menjadi pemacu pertumbuhan
ekonomi, pro job yang berarti bahwa sektor ini sebagai penyerap tenaga kerja, pro
poor bahwa sektor ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lingkar
tambang dan daerah sekitar tambang serta pro environment dimana kegiatan sektor
pertambangan dan penggalian harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang selaras
dengan pemeliharaan lingkungan hidup.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di wilayah
Kabupaten Sumbawa Barat. Penelitian ini melibatkan 106 responden pegawai PT
AMNT, 131 responden perusahaan yang berkontrak langsung dengan PT AMNT
dan 55 responden pedagang kecil yang disekitar lingkar tambang yang terdapat di
Kecamatan Jereweh, Kecamatan Maluk dan Kecamatan Sekongkang. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis peranan sektor pertambangan mineral serta
sektor-sektor lainnya di Provinsi NTB, menganalisis keterkaitan antara sektor
pertambangan mineral dengan sektor lainnya serta melihat pengaruh kegiatan
pertambangan terhadap masyarakat lokal sekitar lingkar tambang. Metode analisis
yang digunakan yaitu analisis PDRB, analisis seleksi potensi sektor unggulan,
analisis keterkaitan antar sektor dan analisis keynesian multiplier.
Hasil penelitian menunjukkan sektor pertambangan dan penggalian menjadi
sektor yang memiliki peran yang dominan dan menonjol pada perekonomian di
Provinsi NTB dengan nilai Locatient Quotient (LQ) sebesar 3,07 dan menduduki
peringkat pertama dibandingkan dengan 11 sektor lainnya. Dari analisis Shift Share
(SSA) sektor ini memiliki nilai sebesar 7,389,162.05 yang berarti bahwa sektor ini
memberikan kontribusi terhadap PDRB dan tumbuh lebih cepat dari rat-rata
nasional. Namun dari perhitungan pertumbuhan proposional sektor ini bernilai
negatif (-) yang berarti bahwa sedang mengalami perlambatan kinerja, namun
masih menempati posisi yang baik dalam perekonomian karena nilai pertumbuhan
pangsa pasarnya masih positif (+). Namun begitu sektor pertambangan dan
penggalian bukan menjadi sektor kunci karena nilai ITBL dan ITFL nya sebesar
0.8017 dan 0.8696 kurang dari 1. Sektor ini juga belum bisa menyerap output dari
sektor lainnya dengan nilai DBL dan TBL nya hanya 0.0704 dan 1.1074 serta nilai
DFL dan TFL yang lebih kecil dari sektor lainnya. Pada analisis angka pengganda
sektor pertambangan dan penggalian juga belum bisa menjadi katalisator bagi
pertumbuhan sektor lainnya dengan nilai lebih kecil dibandingkan dengan sektor
lainnya. Pada pengganda output sektor ini hanya memiliki nilai 1.1074, pengganda
pendapatan hanya sebesar 0.2746 dan pengganda tenaga kerja hanya sebesar 0.0068.
Lebih kecil jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain di perekonomian Provinsi
NTB.
Pada analisis keynesian multiplier dimana hal ini digunakan untuk melihat
pengaruh lokal tambang hasilnya pada sektor ini memiliki dampak multiplier
sebesar 1,23, dimana nilai tersebut menggambarkan sektor ini memberikan dampak
ekonomi secara positif.Dari hasil perhitungan untuk dampak ekonominya maka jika
pemerintah daerah Provinsi NTB ingin menumbuhkan perekonomian yang
berorientasi pada peningkatan output maka sektor listrik, gas dan iar bersih yang
harus di beri stimulus, jika berorientasi pada peningkatan pendapatan maka sektor
jasa-jasa lainnya yang harus siberi stimulus, dan jika berorientasi pada perluasan
kesempatan kerja maka sektor akomodasi makan dan minum yang harus diberikan
stimulus oleh pemerintah daerah.