Analisis Genome De Novo Tanaman Sagu (Metroxylon Sagu Rottb.) Menggunakan Illumina GAIIX dan Marka Simple Sequence Repeat (SSR).
View/ Open
Date
2018Author
Purwoko, Devit
Dinarti, Diny
Sudarsono
Tajuddin, Teuku
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman sagu (Metroxylon sagu Rottb.) merupakan salah satu tanaman
penghasil karbohidrat terbanyak di dunia. Kemajuan informasi genetik untuk
tanaman sagu hingga saat ini masih sedikit. Mikrosatelit atau SSR memiliki peran
yang penting di dalam genom dan banyak dipergunakan dibandingkan dengan
marka molekuler lainnya. Identifikasi dan karakterisasi marka SSR tanaman sagu
untuk pertama kalinya dilakukan melalui pemanfaatan data rancangan genom.
Data rancangan genom diperoleh dari Balai Bioteknologi BPPT untuk
digunakan pada penelitian ini. Data ini belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
Data yang digunakan untuk deteksi motif SSR yaitu data read sagu sebesar
315.56 Mb berjumlah 904,670 sekuen contig dengan panjang sekuen terpendek
100 bp dan terpanjang 355,487 bp. Motif SSR yang dideteksi pada penelitian ini
adalah tipe perfect dan imperfect meliputi di-nukleotida, tri-nukleotida, tetranukleotida,
penta-nukleotida dan heksa-nuklotida dengan kriteria panjang motif ≥
20 bp (kelas I) dan panjang motif ≥ 12 bp < 20bp (kelas II). Jumlah contig yang
terdeteksi memiliki lokus perfect SSR dan imperfect SSR dari total 904,670 contig
masing-masing 29,953 dan 31,578. Jumlah lokus SSR yang dapat dideteksi dari
29,953 contig dengan tipe perfect SSR adalah 31,659 lokus, sedangkan jumlah
lokus SSR yang dapat dideteksi dari 31,578 contig dengan tipe imperfect SSR
adalah 33,576 lokus. Frekuensi motif SSR terbanyak pada masing-masing tipe
yaitu AG, AAG, dan AAAT. Sebanyak 500 lokus diseleksi dari 31,659 lokus yang
ada untuk dilakukan analisis sinteni dan desain primer.
Primer yang berhasil dirancang berjumlah 93 pasang primer yang kemudian
hanya digunakan dua puluh pasang untuk validasi. Dua puluh pasang primer yang
diprediksi fungsional telah berhasil divalidasi pada sebelas aksesi tanaman sagu.
Tujuh primer menghasilkan pita yang polimorfik dengan jumlah alel dan
persentase primer polimorfik masing-masing 3.43 dan 0.475. Tujuh primer yang
menghasilkan pita polimorfik kemudian digunakan untuk analisis keragamanan
genetik empat puluh dua aksesi tanaman sagu Indonesia yaitu sV2006, sV400785,
sV523907, sV67385, sV109470, sV100242, dan sV2283.
Analisis keragaman 41 aksesi sagu dengan 7 primer dalam bentuk pohon
pilogenetik membentuk tiga kelompok yang berbeda. Pada kelompok pertama
berkumpul aksesi asal Sumatera dan Kalimantan. Kelompok kedua berkumpul
aksesi asal Jawa, Halmahera dan Papua serta dua aksesi asal Sumatera. Hasil
analisis struktur populasi menggunakan Structure Harvester diperoleh puncak
tertinggi kurva log probability yaitu pada K=2. Hal ini menggambarkan bahwa
terdapat 2 kelompok besar aksesi sagu walaupun populasi diambil dari 4 pulau
yang berbeda sehingga terdapat percampuran pada masing-masing kelompok.
Collections
- DT - Agriculture [752]