Transmisi Harga dan Pengaruh Penerapan Pajak Ekspor Terhadap Harga-Harga Minyak Kelapa Sawit
Abstract
Sektor perkebunan adalah salah satu sumber devisa bagi negara dan juga berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Potensi ekonomi komoditas minyak kelapa sawit (CPO) memiliki dampak yang besar dalam menyerap 5 juta tenaga kerja di dalam sistem agribisnis kelapa sawit Indonesia merupakan produsen dan eksportir terbesar CPO di dunia diikuti oleh Malaysia. Kondisi tersebut tidak menjadikan Indonesia sebagai penentu harga dan jumlah CPO beredar di pasar internasional. Harga CPO di tingkat global bervariasi lebih dari satu dekade. Situasi ini juga mempengaruhi harga CPO di pasar domestik karena suplai CPO Indonesia masih bergantung dengan pasar ekspor dan belum memiliki alternatif pasar lain. Kondisi ini juga menimbulkan ketidakstabilan pendapatan pajak negara dari komoditas CPO. Pemerintah menyikapi hal tersebut dengan menerapkan pajak ekspor (bea keluar) untuk komoditas CPO dalam rangka menjaga stabilitas pendapatan produsen CPO. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menilai transmisi harga dan integrasi pasar CPO di pasar domestik dan pasar internasional, (2) menganalisa dampak dari penerapan bea keluar CPO terhadap harga CPO domestik dan internasional. Riset menggunakan data deret waktu yang diperoleh dari berbagai institusi terkait. Analisa transmisi harga dilakukan melalui beberapa tahap yang terdiri dari uji akar unit, uji kointegrasi, dan estimasi model koreksi kesalahan (ECM).
Hasil analisa transimisi harga menunjukkan bahwa pasar CPO domestik terintegrasi dengan pasar global. Dalam jangka panjang, fluktuasi harga CPO di pasar global akan direspon oleh pasar domestik. Selain itu, penerapan pajak ekspor mampu menjaga stabilitas harga CPO di pasar domestik namun pengaruhnya masih kecil. Dengan kata lain, kebijakan ini secara efektif mampu meningkatkan pendapatan negara dari sektor fiskal dengan tingkat kerugian yang kecil bagi petani dan produsen CPO.
Collections
- MT - Economic and Management [2962]