Pengembangan Elemen Desain Keragaan Produk dan Kemasan Dadih Menggunakan Tipe Kepribadian Konsumen dengan Pendekatan Rekayasa Kansei Hibrid.
Abstract
Dadih merupakan produk susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat. Dadih berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Namun, kendala pengembangan produk dadih saat ini yaitu komersialisasi produk yang belum secara modern disebabkan kemasan yang kurang menarik sehingga menyulitkan dalam perluasan pasar dan pemasaran. Keragaan suatu produk mempengaruhi pilihan produk konsumen. Pertimbangan mengenai keragaan kemasan produk dadih sangat diperlukan dalam mendorong konsumen agar lebih tertarik untuk mengkonsumsi dadih dan diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dalam hal keputusan pembelian. Rekayasa Kansei didefinisikan sebagai teknologi yang menerjemahkan perasaan konsumen ke dalam spesifikasi desain. Dalam penelitian ini, pendekatan desain berdasarkan rekayasa Kansei hibrid (HKES) diterapkan untuk mengembangkan kemasan baru produk dadih. HKES terdiri dari dua sistem yaitu Forward KES (FKES) dan Backward KES (BKES). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan kebutuhan konsumen, (2) menentukan elemen desain keragaan produk dan kemasan berdasarkan tipe kepribadian konsumen, (3) menganalisis konsep desain kemasan, dan (4) mengukur pengaruh desain kemasan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Proses FKES telah dilakukan dengan tahapan awal menghasilkan kebutuhan konsumen berdasarkan functional needs, usability needs, and pleasurable needs. Selanjutnya, dengan menggunakan Term Frequency - Inverse Document Frequency (TF-IDF), diperoleh dua belas kata Kansei untuk produk dadih dan tiga puluh lima kata Kansei untuk kemasan produk dadih. Selanjutnya kata-kata tersebut dievaluasi oleh tiga puluh responden menggunakan skala Semantic Differential (SD).
Morphological analysis memainkan peran dalam menentukan kebutuhan desain elemen. Berdasarkan sampel yang dikumpulkan, empat elemen desain keragaan sampel produk dan sepuluh elemen desain keragaan sampel kemasan diidentifikasi. Principal Component Analysis (PCA) kemudian digunakan untuk mengevaluasi kata Kansei dan untuk menghasilkan konsep desain baru. Hasil dari metode PCA menunjukkan bahwa dua komponen utama produk dadih dihasilkan untuk merepresentasikan konsep desain baru yaitu khas dan kesegaran sedangkan hasil PCA untuk kemasan dadih menunjukkan bahwa tiga komponen utama kemasan dadih yang merepresentasikan konsep desain kemasan yaitu modern, ekonomis dan unik. Quantification Theory Type 1 (QTT1) digunakan untuk mengukur hubungan antara kata-kata Kansei dan elemen desain kemasan. QTT1 menghasilkan lima desain kemasan yaitu desain kemasan ekonomis, modern, sanguinis-unik, melankolis/plegmatis-unik, dan koleris-unik. Ada perbedaan signifikan antara hasil elemen desain modern dan unik dengan desain ekonomis. Sementara itu, untuk desain kemasan modern dan unik memiliki banyak kesamaan. Oleh karena itu, desain kemasan produk dadih pada penelitian ini dikelompokkan menjadi desain kemasan yang ekonomis dan modern-unik.
ii
Proses BKES dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik binomial. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumen akan cenderung membeli produk dadih dari desain modern-unik dibandingkan desain ekonomis untuk elemen desain warna. Sementara konsumen akan cenderung membeli produk dadih dari desain ekonomis untuk elemen desain transparansi dan bentuk.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2285]