Konflik Akses Sumber Daya Alam (Studi Kasus di Kawasan Pertambangan Emas Desa Hila, Kecamatan Kepulauan Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya).
View/ Open
Date
2018Author
Pakniany, Yamres
Soetarto, Endriatmo
Adiwibowo, Soeryo
Metadata
Show full item recordAbstract
Konflik di daerah kaya sumber daya alam, akibat perbedaan kepentingan terus terjadi di Indonesia, termasuk di kawasan pertambangan emas Desa Hila, Kecamatan Kepulauan Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya. Konflik yang terjadi di kawasan pertambangan emas Desa Hila merupakan konflik horisontal silang yang melibatkan masyarakat dengan masyarakat, namun di dalamnya terdapat elit-elit lokal yang turut berperan. Masyarakat yang berkonflik adalah masyarakat yang pro tambang dengan masyarakat yang kontra tambang. Masing-masing aktor memiliki kepentingan yang berbeda terhadap sumber daya di Desa Hila. Perbedaan kepentingan tersebut yang membuat konflik terjadi dan merusak sistem kehidupan sosial masyarakat yang telah ada sejak dulu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Informan-informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Hila, tokoh adat Pulau Romang dan para pemangku kebijakan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor penyebab konflik dan akomodasi konflik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik, diantaranya faktor perbedaan konsep properti, biaya konpensasi dan perekrutan tenaga kerja. Faktor-faktor ini terjadi, karena pengelolaan dan pemanfaatan yang tidak efektif dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan. Manfaat dari pengelolaan dan pemanfaatan tersebut, hanya dirasakan oleh aktor-aktor tertentu yang memiliki akses terhadap sumber daya, sedangkan aktor-aktor lain yang tidak memiliki akses tidak mendapatkan manfaat. Aktor-aktor yang mendapatkan akses adalah mereka yang pro terhadap tambang, sedangkan aktor yang tidak mendapatkan manfaat adalah mereka yang kontra terhadap tambang. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat klaim-klaim sepihak terhadap sumber tambang (lahan) yang dilakukan oleh aktor-aktor tertentu. Klaim tersebut didasarkan pada kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki. Aktor-aktor yang memiliki kekuataan dan kekuasaan dengan mudah mengakses sumber daya emas, sekalipun tidak memiliki hubungan dengan sumber tambang, sedangkan aktor-aktor yang adalah pemilik sumber tambang tidak mendapatkan akses dari pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya emas yang ada. Pada tataran ini eskalasi konflik akan terjadi, apabila masing-masing aktor terus mempertahankan kepentingan mereka. Eskalasi konflik yang terjadi turut berdampak pada kehidupan sosial masyarakat Desa Hila dan Pulau Romang yang tergambar dalam tradisi Rosna. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa upaya-upaya akomodasi terhadap konflik belum dapat mendamaikan pihak-pihak yang berkonflik. Upaya-upaya yang dilakukan, masih sebatas himbauan-himbauan dan belum sampai pada mempertemukan kedua pihak yang berkonflik.
Collections
- MT - Human Ecology [2236]