Karakteristik Sosial Ekonomi dan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil Hubungannya dengan Berat Badan Lahir dan Komposisi Tubuh Bayi Pada Keluarga Miskin
Abstract
Di negara berkembang seperti Indonesia masih dihadapkan oleh masalah
kekurangan dan kelebihan gizi yang dikenal dengan istilah double burden
malnutrition. Kelebihan dan kekurangan gizi dapat terjadi pada setiap periode
kehidupan mulai dari bayi, remaja, dewasa, lansia, bahkan pada ibu hamil.
Penelitian yang dilakukan di negara berkembang ditemukan bahwa masalah gizi
kurang (Prentice 2006) dan gizi lebih terjadi pada rumah tangga dengan tingkat
sosial ekonomi yang rendah (Lukito dan Wahlqvist 2006). Kekurangan dan
kelebihan gizi pada ibu hamil selain berpengaruh terhadap kesehatannya juga
akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari masa konsepsi
sampai lahir (Sankilampi et al. 2013). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh karakteristik sosial ekonomi dan pertambahan berat badan ibu selama
hamil terhadap berat badan lahir dan komposisi tubuh bayi. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dalam merumuskan
kebijakan terkait masalah gizi pada ibu hamil dan bayi khususnya di Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor.
Penelitian ini menggunakan desain longitudinal. Penelitian dilakukan pada
bulan Januari sampai dengan Mei 2017 di Kecamatan Nanggung. Jumlah
responden dalam penelitian ini sebanyak 46 ibu hamil dan memenuhi kriteria
inklusi tidak memiliki penyakit kronik atau infeksi, melakukan kunjungan
antenatal pada trimester pertama kehamilan, melahirkan pada minggu ke 36 atau
lebih dan kehamilan tunggal. Pengumpulan data primer dilakukan dengan
wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran langsung, sedangkan data
sekunder diperoleh dari laporan bulanan Bidan Desa dan laporan di buku KIA
masing-masing subjek. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis bivariat
menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman serta analisis multivariat
menggunakan uji Regresi Linier Berganda. Pengolahan dan analisis data
dilakukan dengan menggunakan SPSS version 21.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi dan
kesehatan serta frekuensi pemeriksaan kehamilan merupakan variabel yang paling
berpengaruh terhadap pertambahan berat badan ibu. Kedua variabel tersebut
memberikan kontribusi pengaruh sebesar 9.1%. Hal ini karena pada saat
melakukan pemeriksaan kehamilan ibu sering mendapatkan pendidikan kesehatan
yang disampaikan oleh bidan sehingga meningkatkan pengetahuan ibu dalam hal
melakukan perawatan kehamilan. Sejalan dengan penelitian Kever et al. (2014)
yang menyatakan bahwa kunjungan antenatal mempengaruhi praktek diet ibu
selama kehamilan yang berdampak pada tercapainya status gizi ibu yang normal.
Ibu yang berpengetahuan baik dapat memilih dan merencanakan makanan dengan
ragam dan kombinasi yang tepat sesuai dengan syarat-syarat gizi sehingga dapat
memeliharan kandungannya dengan baik
Pertambahan berat badan ibu signifikan berpengaruh terhadap berat badan
lahir, lingkar kepala dan LiLA bayi. Kontribusi pengaruh terhadap berat badan
lahir bayi sebesar 11.5%, terhadap lingkar kepala bayi sebesar 22.4%, dan
terhadap LiLA bayi sebesar 24.6%. Pencapaian pertambahan berat badan Ibu
berdampak pada proses kehamilannya, yang mana perubahan tubuh ibu berada
dalam keadaan yang normal seperti denyut jantung, ukuran plasenta dan tali pusar
yang normal sehingga transfer makanan dari ibu ke janin akan lebih baik dan
berdampak pada outcome kelahiran yang normal pula.
Salah satu indikator kesehatan ibu dan janin yakni dengan melihat
pertambahan berat badan ibu selama hamil. Penelitian yang dilakukan oleh Lagiou
et al. (2004) dan Giesta et al. (2015) menemukan bahwa pertambahan berat badan
ibu signifikan berpengaruh terhadap massa bebas lemak. Pertambahan berat badan
ibu yang normal berpengaruh terhadap ukuran bayi baru lahir yang normal.
Sebaliknya, ukuran bayi baru lahir berada dalam batas yang tidak normal jika
pertambahan berat badan ibu rendah atau berlebih. Pertambahan berat badan ibu,
berat badan lahir bayi, dan tebal lipatan subscapular bayi merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap massa bebas lemak bayi. Secara keseluruhan ketiga variabel
tersebut memberikan kontribusi pengaruh sebesar 76.5%. Adapun berat badan
lahir dan tebal lipatan kulit subscapular bayi dapat menjelaskan massa lemak
sebesar 67.3%. Berat badan lahir merupakan parameter pertumbuhan yang secara
rutin di evaluasi pada bayi baru lahir (Lee et al. 2009) dan dapat digunakan untuk
menilai komposisi tubuh bayi (Pietrobelli dan Tato 2005).
Collections
- MT - Human Ecology [2190]