Pengelolaan Berkelanjutan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku
View/ Open
Date
2018Author
Marasabessy, Ilham
Fahrudin, Achmad
Imran, Zulhamsyah
Syamsul, Bahri Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengembangan kawasan pulau kecil untuk berbagai macam aktifitas
pemanfaatan dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat saat ini
semakin ditingkatkan oleh beberapa negara di dunia khususnya yang memiliki
pulau kecil. Maluku sebagai provinsi kepulauan memanfaatkan potensi pulaupulau
kecil di sekitarnya selain sebagai jasa transportasi laut, juga dikembangkan
untuk kawasan pariwisata bahari, budidaya keramba jaring apung (KJA) dan
fishing ground potensial. Tingginya aktifitas di wilayah ini, menyebabkan muncul
permasalahan yang kompleks, untuk itu potensi yang ada harus dikelola dengan
baik, menyesuaikan struktur dan pola ruang pemanfaatan yang tepat, melalui
strategi zonasi yang harapannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mencegah konflik pemanfaatan ruang.
Penelitian pada kedua pulau, dilakukan sejak bulan September hingga
Desember 2016. Metode survei deskriptif evaluatif digunakan untuk memperoleh
data primer, sedangkan bentangan pulau diperoleh melalui data citra satelit
Landsat 8 dan citra ArcGis Imagery 2016. Data diolah menggunakan analisis
spasial dengan bantuan aplikasi Sistem Informasi Geografis (ArcGIS 10.3).
Potensi ekowisata bahari (snorkeling, diving, tracking mangrove dan rekreasi
pantai), kegiatan budidaya laut KJA dan fishing ground dianalisis berdasarkan
kesesuaian lahan dan daya dukung kawasan yang secara ekologi dapat
menampung seluruh kegiatan tersebut tanpa menyebabkan kerusakan pada
ekosistem. Seluruh aktifitas itu dapat direalisasikan dengan melakukan zonasi
pemanfaatan ruang pesisir dan laut. Untuk mendapatkan solusi pengelolaan
secara berkelanjutan dalam kawasan kedua pulau, maka penentuan skala prioritas
dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan comperative
judgement dilakukan dengan perbandingan zonasi yang paling tepat
dikembangkan dalam satu zona yang sama dan sesuai untuk beberapa aktifitas.
Memiliki luas sekitar 0.31 km2 dan 0.73 km2 menjadikan Pulau Nusa
Manu dan Nusa Leun masuk dalam kategori pulau kecil. Karakteristik sebagai
pulau tidak berpenduduk dengan bentang alam dan ekosistem yang unik membuat
kedua pulau ini potensial dikembangkan untuk berbagai aktifitas. Secara umum
pemanfaatan ruang dalam kawasan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun untuk
aktifitas ekowisata bahari, budidaya KJA dan fishing ground dapat dilakukan
secara bersamaan dengan prioritas kegiatan utama ialah pengembangan ekowisata
bahari berbasis konservasi. Untuk merealisasikan hal itu, maka cara yang ideal
dalam mengelolah kedua pulau ini ialah dengan pendekatan ekosistem melalui
pembagian zonasi yaitu pembatasan pemanfaatan ruang pesisir dan laut diatur
berdasarkan peruntukan pada setiap jenis aktifitas yang sesuai.
Collections
- MT - Fisheries [3016]