Strategi Pengalokasian Belanja Langsung Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan untuk Peningkatan IPM Kota Bogor
View/ Open
Date
2018Author
Djajuli, Idja
Siregar, Hermanto
Putri, Eka Intan Kumala
Metadata
Show full item recordAbstract
Belanja daerah dengan alokasi yang tepat sasaran akan menciptakan
kesempatan bagi masyarakat dalam memaksimalkan sumberdaya, dan manfaat
yang diperoleh dari alokasi belanja yang optimal akan berkontribusi pada
peningkatan produktivitas, naiknya produktivitas akan meningkatkan pendapatan
per kapita, makin tinggi pendapatan per kapita akan meningkatkan permintaan
terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan. Dari alokasi belanja langsung yang
efesien dan efektif akan meningkatkan pembangunan manusia yang dicirikan
dengan IPM. Semakin tinggi IPM akan mencerminkan kinerja alokasi belanja
yang baik, sebaliknya semakin rendah IPM akan mencerminkan kinerja alokasi
belanja pemerintah yang buruk.
Penelitian ini bertujuan : (1) Menganalisis alokasi anggaran belanja
langsung sektor pendidikan dan sektor kesehatan pemerintah Kota Bogor, (2)
Mengidentifikasi komponen belanja langsung sektor pendidikan dan sektor
kesehatan yang berpengaruh terhadap peningkatan IPM Kota Bogor dan (3)
Merumuskan strategi dan kebijakan pengalokasian belanja langsung sektor
pendidikan dan sektor kesehatan untuk meningkatkan IPM Kota Bogor.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer didapatkan dari kuesioner, data sekunder didapatkan dari berbagai
sumber seperti dokumen tertulis dari BPS, Bappeda, BPKAD, buku referensi,
internet dan lainnya. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi IPM
di Kota Bogor digunakan analisis regresi linier berganda menggunakan program
SPSS versi 22 sedangkan alat analisis yang digunakan Analytical Hierarchy
Process (AHP) diproses dengan program Expert Choice 11 dan Microsoft Excel
2007.
Berdasarkan hasil penelitian, Faktor-faktor yang teridentifikasi sebagai
faktor penyusun strategi peningkatan IPM adalah belanja pegawai, belanja barang
dan jasa,dan belanja modal. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam pemilihan
strategi peningkatan IPM adalah belanja modal dengan bobot 0,670, faktor kedua
dengan bobot 0,234 adalah belanja barang dan jasa, faktor belanja pegawai
menempati prioritas terakhir 0,097.
Alternatif strategi peningkatan IPM yang diprioritaskan pertama ialah
meningkatkan sarana dan prasarana 0,351, alternatif kedua pembangunan
infrastruktur wilayah dengan bobot 0,264, alternatif ketiga aksesibilitas
masyarakat dengan bobot 0,192, pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas ke
empat dengan bobot 0,110 dan kelima peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan bobot 0,083.
Collections
- MT - Professional Master [880]