Uji Potensi Imunomodulator Ekstrak Etanol Kulit Batang Faloak (Sterculia quadrifida R. Br.) pada Burung Puyuh
View/ Open
Date
2018Author
Nitbani, Heny
Maheshwari, Hera
Santoso, Koekoeh
Metadata
Show full item recordAbstract
Faloak (Sterculia quadrifida R. Br.) merupakan tanaman khas di Provinsi
Nusa Tenggara Timur khususnya Kota Kupang dan sekitarnya. Tanaman ini
digunakan oleh masyarakat setempat sebagai obat tradisional untuk mengobati
berbagai penyakit. Tanaman ini mengandung senyawa polifenolik yang berpotensi
sebagai imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi
ekstrak etanol kulit batang faloak sebagai imunomodulator pada puyuh dewasa
(Coturnix coturnix japonica) yang diberi deksametason sebagai imunosupresan
dengan mengukur leukosit, diferensiasi leukosit (limfosit, heterofil, monosit,
eosinofil, basofil), titer antibodi pada telur dan nilai indeks stres (H/L).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terbagi
menjadi enam kelompok. Kelompok kontrol (K0) tidak diberi perlakuan,
kelompok KF hanya diberi ekstrak faloak 250 mg/kg BB secara oral selama 28
hari. Kelompok D diberi deksametason 0,54 mg/kg BB secara oral selama 28 hari.
Kelompok D + F1, D + F2 dan D + F3 diberi deksametason 0,54 mg/kg BB
selama 14 hari diikuti dengan dosis faloak 250, 625 dan 1000 mg/kg BB selama
14 hari. Vaksinasi dilakukan pada hari ke 36. Parameter seperti pengukuran bobot
tubuh dan produksi telur diamati setiap hari selama penelitian berlangsung.
Jumlah leukosit dan diferensiasi leukosit diukur pada hari ke 21 sebelum
vaksinasi dan hari ke 46 setelah vaksinasi. Titer antibodi pada telur diukur pada
hari k-43,44,45 dan 46.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah leukosit, limfosit, heterofil
dan monosit dari kelompok KF lebih tinggi daripada kelompok kontrol namun
tidak berbeda nyata (P>0,05). Rata-rata berat badan puyuh pada kelompok
D+F1, D+F2 dan kelompok D+F3 meningkat dibandingkan dengan kelompok D.
Titer antibodi menunjukkan tidak berbeda nyata antar kelompok. Nilai indeks
stres menurun namun tidak signifikan antar kelompok. Produksi telur pada
kelompok faloak rata-rata berkurang karena tidak ada senyawa steroid dalam
ekstrak etanol kulit kayu faloak. Nilai basofil dan eosinofil pada semua perlakuan
tidak ditemukan karena jumlah sel ini kurang dari 1%.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak etanol kulit batang faloak
memiliki potensi sebagai imunomodulator pada kondisi imunosupresi. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan leukosit, limfosit, heterofil dan monosit dan
penurunan nilai indeks stres (H/L).
Collections
- MT - Veterinary Science [905]