Sebaran, Karakter Morfometrik dan Asosiasi Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) dan Tuna Bambulo (Gymnosarda unicolor (Ruppell)) di Perairan Simeulue Provinsi Aceh
View/ Open
Date
2018Author
Burhanis
Bengen, Dietriech Geoffrey
Baskoro, Mulyono Sumitro
Baskoro, Mulyono Sumitro
Metadata
Show full item recordAbstract
Pulau Simeulue yang dikelilingi oleh terumbu tepi (fringing reefs), secara
geografis termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh yang
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pulau ini terletak di bagian barat
pulau Sumatera, dan merupakan salah satu kabupaten yang bertipologi kepulauan
yang terpisah dari pulau Sumatera. Beragam jenis sumberdaya ikan yang sangat
potensial dan bernilai ekonomis tinggi dijumpai di perairan Simeulue, dan salah
satunya adalah ikan tuna. Ikan tuna menyebar di sebagian besar perairan
Indonesia dan menjadi andalan ekspor non migas dari sektor perikanan.
Tuna jenis sirip kuning (Thunnus albacares) dan tuna bambulo
(Gymnosarda unicolor) merupakan jenis epipelagik yang potensial di perairan
Simeulue Aceh, yang menyebar sampai ke perairan pesisir tidak jauh dari
ekosistem terumbu karang. Jenis tuna ini belum banyak dipelajari karakteristik
bio-ekologinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran tuna sirip
kuning dan tuna bambulo hasil tangkapan nelayan, serta karakter morfometrik dan
asosiasi spesifiknya di perairan Kabupaten Simeulue. Penelitian dilakukan selama
bulan Februari 2017 di perairan Simeulue Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh
yang termasuk ke dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572, dengan
menggunakan metode pengamatan dan pengukuran langsung kedua jenis tuna
hasil tangkapan nelayan pada setiap stasiun penelitian dengan menggunakan alat
tangkap pancing ulur, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis komponen
utama (Principal Component Analysis) dan analisis cluster.
Hasil tangkapan tuna sirip kuning dan tuna bambulo yang tersebar pada
ketiga stasiun penelitian di perairan Simeulue, terdiri dari tuna sirip kuning
dengan kelas ukuran 35-105 cm dan tuna bambulo dengan kelas ukuran 40-110
cm. Sebaran karakter morfometrik tuna sirip kuning meliputi, stasiun Simeulue
Barat ukuran (TB) lebih tinggi, stasiun Simeulue Timur (PD1), (JD1), (JD2), dan
(JA) lebih panjang, sedangkan stasiun Teupah Selatan ukuran (PB), (PK), (PD2),
dan (PP) lebih panjang. Sebaliknya sebaran karakter morfometrik tuna sirip
kuning berukuran kecil, stasiun Simeulue Barat ukuran (PP) lebih kecil, stasiun
Simeulue Timur (PB), (PK), (PD1), (PD2), (TB), (JD1), (JD2), dan (JA)
berukuran kecil. Selanjutnya sebaran karakter morfometrik tuna bambulo
berukuran besar (PD2), dan (TB) lebih panjang dan tinggi di temukan di stasiun
Simeulue Barat, ukuran (PK), (PD1), (PP), (JD1), (JD2), dan (JA) stasiun
Simeulue Timur memiliki ukuran lebih panjang. Sedangkan di stasiun Teupah
Selatan memiliki ukuran (PB) lebih panjang. Tuna bambulo karakter morfometrik
berukuran kecil, stasiun Simeulue Barat (PP), (TB), dan (JD1) lebih kecil, stasiun
Teupah Selatan (PB), (PK), (PD1), (PD2), (JD2), dan (JA) berukuran kecil dari
stasiun lainnya. Asosiasi spesifik tuna sirip kuning dan tuna bambulo di perairan
Simeulue membentuk 3 (tiga) kelompok asosiasi pada tingkat similaritas 80.0%.
Collections
- MT - Fisheries [2934]