Analisis Genetik dan Evaluasi Karakter Seleksi Genotipe Hibrida Jagung Silang Dialel untuk Toleransi dan Adaptabilitas pada Cekaman Kekeringan.
View/ Open
Date
2018Author
Arisandy, Poppy
Bayuardi, Willy
Azrai, Muhammad
Metadata
Show full item recordAbstract
Tantangan peningkatan produksi jagung di Indonesia dikarenakan sebagian
besar areal tanaman jagung yang berada pada lahan kering memiliki produktivitas
rendah. Penggunaan varietas jagung toleran kekeringan dapat mengatasi
permasalahan lahan-lahan kering tersebut. Enam galur jagung disilangkan menurut
metode Griffing III, sehingga diperoleh 30 genotipe F1 dan resiproknya untuk set
percobaan 1 dan 6 galur disilangkan menurut metode Griffing IV, sehingga
diperoleh 15 genotipe F1 untuk set percobaan 2. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi daya gabung umum dan daya gabung khusus karakter
agronomi dan komponen hasil galur-galur inbrida generasi S4 dan keragaan serta
potensi hasil hibrida jagung silang dialel pada lingkungan normal dan bercekaman
kekeringan. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan α-lattice dengan dua
ulangan dan tujuh blok dalam ulangan pada lingkungan normal dan kekeringan.
Lingkungan normal untuk set percobaan pertama dilaksanakan di KP. Cikabayan,
Bogor, Jawa Barat pada bulan April-Agustus 2016 dan set percobaan kedua
dilaksanakan di KP. Leuwikopo, Bogor, Jawa Barat yang pada bulan Juli-Oktober
2016. Lingkungan bercekaman kekeringan untuk set percobaan pertama dan kedua
dilaksanakan di KP. Bajeng, Gowa, Sulawesi Selatan pada bulan Juni-September
2016. Analisis daya gabung dilakukan menggunakan perangkat AGD-R.
Hasil analisis daya gabung dengan metode persilangan dialel lengkap
menunjukkan galur-galur yang memiliki nilai daya gabung umum (DGU) tertinggi
yaitu galur b1-1 untuk karakter diameter tongkol dan bobot 1000 biji, galur p39-1
untuk karakter panjang tongkol dan bobot 1000 biji serta galur p20-1 untuk karakter
panjang tongkol. Analisis daya gabung dengan metode persilangan setengah dialel
menunjukkan galur p80-1 untuk memiliki daya gabung umum yang tertinggi untuk
karakter komponen hasil yaitu jumlah baris biji dan panjang tongkol dan galur 8x
untuk karakter hasil pipilan kering. Hasil analisis daya gabung khusus (DGK) yang
memiliki nilai DGK tertinggi pada persilangan dialel lengkap adalah p39-1 x b1-1
untuk jumlah baris biji dan b1-1 x p66-1 untuk panjang tongkol. Pada persilangan
setengah dialel menunjukkan nilai DGK tertinggi yaitu kombinasi p25-2 x p80-1
untuk jumlah baris biji dan p10-5 x p80-1 untuk panjang tongkol. Informasi genetik
yang diperoleh dari pengujian DGU dan DGK sangat berguna untuk menentukan
tetua dan metode pemuliaan yang sesuai dalam rangka perbaikan sifat-sifat
tanaman.
Tingkat toleransi suatu genotipe jagung pada lingkungan bercekaman
kekeringan dapat ditentukan dengan nilai indeks toleransi. Karakter tanaman yang
berkorelasi dengan produktivitas hasil pada kondisi normal dan kekeringan dapat
digunakan sebagai karakter seleksi genotipe toleran terhadap kekeringan.
Percobaan dilaksanakan pada dua lingkungan yaitu normal dan kekeringan dengan
dua set percobaan pada masing-masing lingkungan. Seleksi karakter pada fase
perkecambahan dilaksanakan di laboratorium menggunakan larutan PEG dengan
ii
konsentrasi 10%. Genotipe hibrida jagung yang digunakan pada penelitian ini
adalah 28 genotipe hibrida hasil persilangan dialel lengkap dan setengah dialel
dengan 12 varietas hibrida pembanding. Penelitian ini bertujuan menyeleksi indeks
toleransi, karakter seleksi dan genotipe hibrida jagung yang toleran dan adaptif pada
kondisi cekaman kekeringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harmonic mean (HM) dan modified
stress tolerance index (k2STI) dapat digunakan untuk seleksi hibrida jagung yang
adaptif pada kondisi kekeringan; stress tolerance index (STI) dapat digunakan
untuk seleksi hibrida jagung yang adaptif pada kondisi normal dan kekeringan;
stress susceptibilty index (SSI) dan modified stress tolerance index (k1STI) dapat
digunakan untuk seleksi hibrida jagung yang toleran pada kondisi kekeringan.
Genotipe hibrida jagung toleran kekeringan berdasarkan indeks SSI adalah T11,
H17, H15, T9 dan H31. Genotipe hibrida jagung yang adaptif pada kondisi normal
dan kekeringan berdasarkan indeks STI adalah H32, H13, H21, H37 dan H22.
Karakter seleksi simultan indeks SSI pada kondisi normal dan kekeringan
adalah karakter diameter tongkol, bobot per tongkol, jumlah baris biji, panjang
tongkol, bobot 1000 biji dan jumlah biji per baris. Karakter diameter tongkol, bobot
per tongkol, panjang tongkol, keragaan tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji per
baris dan bobot 1000 biji pada kondisi normal dan kekeringan dapat digunakan
sebagai karakter seleksi simultan untuk memprediksi indeks STI. Karakter diameter
tongkol, bobot per tongkol, panjang tongkol, jumlah baris biji, umur berbunga
betina, jumlah biji per baris, tinggi letak tongkol, bobot 1000 biji dan karakter pada
fase perkecambahan yaitu panjang akar, berat segar akar, berat segar tunas, berat
kering akar, berat kering tunas pada kondisi normal dan kekeringan dapat
digunakan sebagai karakter seleksi simultan untuk memprediksi indeks k2STI.
Collections
- MT - Agriculture [3772]