Pertumbuhan dan Respon Morfofisiologi Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Kondisi Cekaman Kekeringan.
View/ Open
Date
2018Author
Hapsari, Dhika Prita
Poerwanto, Roedhy
Sopandie, Didy
Santosa, Edi
Metadata
Show full item recordAbstract
Kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang dapat
mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan respon bibit manggis terhadap kekeringan dan mengevaluasi beberapa
metode irigasi yang efisien untuk pembibitan manggis. Penelitian dilakukan mulai
Oktober 2016 – Mei 2017 (percobaan pertama) dan Mei – Juli 2017 (percobaan
kedua) menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor. Percobaan
pertama dilakukan menggunakan metode conventional deficit irrigation (CD) dan
partial root-zone irrigation (PR), dimana perlakuan yang digunakan adalah 100%
kapasitas lapang (kontrol), 50% kapasitas lapang (CD1), 30% kapasitas lapang
(CD2), 100% A + 50% B kapasitas lapang (PR1), 100% A + 30% B kapasitas
lapang (PR2) dan 50% A + 30% B kapasitas lapang (PR3). Perlakuan pada
percobaan kedua terdiri atas 4 taraf, yaitu PEG 0%, PEG 10% (setara -0.03 MPa),
PEG 15% (setara -0.41 MPa) dan PEG 20% (setara -0.67 MPa) m/v.
Percobaan pertama menunjukkan penurunan pertumbuhan bibit manggis pada
semua perlakuan kecuali kontrol, yang dilihat dari menurunnya bobot kering total,
berkurangnnya jumlah daun, laju fotosintesis dan transpirasi serta pertumbuhan
akar. Kandungan malondialdehid (MDA) dan aktivitas GPX signifikan lebih tinggi,
sementara akumulasi prolin lebih rendah pada seluruh perlakuan PR dibandingkan
dengan kontrol dan seluruh perlakuan CD. Senyawa metabolit sekunder seperti
octacosane, cysteamine sulfonic acid, propyl oleate, 1-nanodecene, and 2-butyn-1-
ol-4metoxy disintesis pada kondisi kekeringan. Kandungan kalsium dalam bentuk
terlarut, pektat dan fosfat di daun cenderung meningkat pada kondisi kekeringan.
Bibit manggis yang diberi perlakuan PR1 memiliki water use efficiency (WUE)
yang paling tinggi, sehingga memungkinkan dilakukan pada pembibitan manggis
selama kondisi air tanah tetap dijaga dalam kondisi minimal 50% KL.
Percobaan kedua daun manggis pada bibit yang diberi PEG menunjukkan
kekeringan yang terjadi secara perlahan dimulai dari tepi daun yang menguning dan
hijau di bagian tengah. Peningkatan sudut daun terjadi dari hari ke hari pada
tanaman yang mengalami kekeringan. Konsumsi air terus berfluktuasi sampai akhir
percobaan mencapai 33.33 ml pada tanamaan dengan PEG 0% dan 10 ml pada
tanman dengan PEG 20%. Peningkatan konsentrasi prolin terjadi dari minggu
pertama sampai dengan minggu ketiga setelah perlakuan pada semua tanaman yang
diberi PEG, dimana konsentrasi prolin paling tinggi terdapat pada perlakuan PEG
15% dan PEG 20% masing-masing mencapai 22.14 dan 23.46 μmol/g. Penurunan
bobot kering tanaman semakin tinggi seiring dengan tinggi cekaman kekeringan
yang dialami tanaman. Cekaman kekeringan tidak berpengaruh terhadap
kandungan N, namun menurunkan kandungan P serta meningkatkan kandungan K,
Ca dan Mg pada bibit manggis.
Collections
- MT - Agriculture [3772]