Analisis Kebijakan Penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) Terhadap Usaha Angkutan Kota di Kota Bogor
Abstract
Pemanfaatan BBG kini sudah banyak diaplikasikan di beberapa kota besar di
Indonesia salah satunya di Kota Bogor yang menerapkannya pada jasa
transportasi yaitu angkutan kota (angkot). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi persepsi usaha angkot terhadap kebijakan penggunaan BBG di
Kota Bogor, menganalisis pendapatan usaha angkot yang menerapkan kebijakan
tersebut, dan mengidentifikasi respon kebijakan penggunaan BBG di Kota Bogor.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi alasan penggunaan BBG dalam
usaha angkot adalah faktor rendahnya modal yang dikeluarkan dan harga bahan
bakar yang murah, namun aksesbilitas untuk menggunakan BBG masih sulit
dibandingkan menggunakan BBM. Pendapatan usaha angkot yang menggunakan
BBG untuk kendaraannya memiliki keuntungan yang lebih dengan R/C Ratio
untuk pengusaha sebesar 3.17 dan supir sebesar 1.52 dibandingkan yang
menggunakan BBM dengan R/C Ratio sebesar 2.98 untuk pengusaha dan 1.20
untuk supir. Regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor yang
memengaruhi pengusaha angkot dalam memasang converter kit atau
menggunakan BBG, didapatkan bahwa jumlah angkot, jumlah tanggungan,
jumlah setoran yang diterima, pendapatan perbulan, kepemilikan garasi, modal
usaha, dan tingkat pendidikan adalah faktor yang berpengaruh signifikan. Strategi
pengelolaan kebijakan yang menggunakan alat analisis SWOT diperoleh yaitu:
mengembangkan pembangunan kebijakan dengan bekerjasama dengan investor,
meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai dengan berkerja sama dengan
investor, memperbaiki hubungan internal antara pemangku kebijakan agar
implementasinya efektif dan efisien, dan memperbaiki struktur organisasi dalam
pengelolaan kebijakan.