Optimasi Produksi Bibit Krisan (Dendranthema morifolium Ramat) Sistem Fotoautotrofik dengan Pemberian Gula Rendah dan Ventilasi
View/ Open
Date
2018Author
Hani', Rizkiya
Wiendi, Ni Made Armini
Krisantini
Metadata
Show full item recordAbstract
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman yang
menumbuhkan tanaman dalam kondisi lingkungan buatan yang aseptik. Hal ini
yang membuat planlet hasil kultur jaringan memiliki kualitas yang baik.
Kelemahan dari teknik kultur jaringan konvensional salah satunya yaitu
persentase hidup rendah ketika aklimatisasi. Kultur fotoautotrofik dapat
mendorong eksplan melakukan fotosintesis pada tahap in vitro sehingga dapat
meningkatkan persentase hidup planlet saat tahap ex vitro. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari pengaruh konsentrasi gula dalam media dan ventilasi dalam
perbanyakan bibit tanaman krisan secara in vitro dengan sistem fotoautotrofik
untuk meningkatkan daya hidup pada tahap aklimatisasi. Penelitian ini tersusun
dalam Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dua faktor dengan perlakuan
konsentrasi gula (10, 20 dan 30 g L-1) dan jumlah ventilasi (1 dan 2 lubang).
Terdapat 3 kontrol yaitu media MS0 + 4 mg L-1 CaP; MS2 + 4 mg L-1 CaP; dan
MS2 + 4 mg L-1 CaP + 100 ml L-1 air kelapa dengan konsentrasi gula 30 g L-1 dan
tanpa lubang ventilasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya interaksi yang
nyata antara konsentrasi gula dan jumlah lubang ventilasi pada persentase hidup
ex vitro, diameter stomata dan kerapatan stomata. Pemberian ventilasi dapat
meningkatkan pertumbuhan in vitro dan ex vitro. Perlakuan konsentrasi gula 30 g
L-1 dengan ventilasi 2 lubang nyata memberikan pertumbuhan in vitro yang lebih
baik dibandingkan dengan kontrol. Tahap ex vitro perlakuan tersebut juga
diperoleh persentase hidup bibit yang nyata lebih tinggi yaitu 80% dibandingkan
dengan kontrol yaitu 45% dan jumlah bibit yang dihasilkan setelah ex vitro cutting
nyata lebih banyak (43 bibit) dibandingkan kontrol (22 bibit).