Pengelolaan Lanskap “Situ Front City” sebagai Wisata Berbasis Preferensi Masyarakat di Cibinong Raya
Abstract
Cibinong Raya secara geografis terletak di antara DAS Ciliwung, DAS Angke Pesanggrahan, dan DAS Kali Bekasi. Hal tersebut memberikan ciri Cibinong sebagai area untuk parkir air. Situ Front City merupakan konsep penataan kembali daerah riparian dan memanfaatkannya untuk wisata, ruang publik, serta sebagai icon Cibinong Raya sebagai arah pembangunan. Wisata berbasis masyarakat dianggap penting untuk mengembangkan wisata yang melibatkan sumber daya manusia untuk meningkat kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian pengelolaan lanskap pada tiga situ yaitu Situ Citatah, Situ Kemuning, dan Situ Tonjong sebagai objek wisata yang menghadap muka air. Metode yang digunakan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu (1) analisis kondisi lingkungan situ, (2) analisis daya tarik wisata dan preferensi masyarakat, dan (3) penyusunan rekomendasi pengelolaan situ. Pada analisis kondisi lingkungan situ menggunakan penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), sedangkan preferensi masyarakat menggunakan kuesioner. Selanjutnya penyusunan rekomendasi pengelolaan disusun berdasarkan hasil analisis pertama dan kedua. Hasil dari kuesioner yang disebar, Situ Citatah diinginkan fokus pada pemancingan dan wisata kuliner. Sedangkan Situ Kemuning dan Situ Tonjong diinginkan fokus pada wahana air dan pemancingan. Kemudian untuk hasil dari analisis ODTW, Situ Citatah dianggap paling banyak memiliki potensi (skor 1885). Lalu disusul Situ Kemuning yang kegiatan wisatanya tergolong paling baik di antara situ lainnya (skor 1850). Kemudian Situ Tonjong yang dianggap sangat kurang untuk wisata airnya (skor 1795). Hasil skoring ODTW ketiga situ termasuk dalam kategori baik. Namun untuk karakter kualitas situ, Situ Citatah (skor 220) dalam kondisi terganggu sesuai dengan kriteria Kementerian Lingkungan Hidup, sedangkan Situ Kemuning (skor 280), dan Situ Tonjong (skor 260) dalam kondisi Baik. Rekomendasi pengelolaan situ yang disarankan adalah zonasi ruang yang dibentuk berdasarkan situasi dan kondisi ketiga situ. Kemudian membuat suatu organisasi yang dikelola masyarakat. Organisasi yang cocok untuk ketiga lingkungan situ adalah koperasi. Koperasi tersebut diharapkan dapat mengatur segala jenis usaha untuk wisata.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]