Pengayaan Lahan Revegetasi Pasca Tambang dengan Tanaman Aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.).
View/ Open
Date
2017Author
Paulina, Maria
Mansur, Irdika
Junaedi, Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Kegiatan pertambangan memiliki dampak positif yang dapat menghasilkan
pendapatan negara, namun dampak negatifnya menyebabkan kerusakan lahan.
Revegetasi lahan pasca tambang memiliki harapan supaya tanah yang telah
marginal (dengan kondisi pH yang asam) dapat hijau kembali. Tanaman aren
tahan terhadap naungan, sehingga berpotensi untuk ditanam di bawah tegakan
hasil revegetasi agar lahan tersebut memiliki nilai ekonomi tanpa harus menebang
pohon-pohonnya. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan tanaman aren sangat
lambat, sehingga diperlukan perlakuan untuk mempercepat pertumbuhannya.
Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) diharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman aren, karena kemampuannya untuk membantu menyerap
unsur hara dan air, serta meningkatkan toleransi tanaman terhadap logam berat.
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan yang memiliki keterkaitan, yaitu (1)
evaluasi pertumbuhan aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) diinokulasi dengan
FMA dan pupuk P di pembibitan dan (2) tanggap pertumbuhan aren diinokulasi
dengan FMA dan pengapuran di lahan pasca tambang batubara.
Evaluasi pertumbuhan aren diinokulasi dengan FMA dan pupuk P
merupakan penelitian lanjutan yang menggunakan bibit aren berumur 19 bulan.
Percobaan menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor, faktor pertama
adalah pemupukan P dengan 2 taraf yaitu tanpa pemupukan P dan pemupukan P;
dan faktor kedua adalah inokulasi FMA dengan 3 taraf, yaitu tanpa FMA (M0),
FMA indigenous (M1), dan FMA mycofer (M2). Hasil percobaan mengenai
evaluasi pertumbuhan bibit aren selama di pembibitan menunjukkan perlakuan
pemupukan P dan inokulasi FMA tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah pelepah daun, panjang rachis, diameter, kehijauan daun, jumlah
spora dan kolonisasi akar. Setelah berumur 19 bulan bibit aren yang semula tidak
diinokulasi dengan FMA (kontrol) menjadi terinfeksi FMA.
Percobaan di lahan pasca tambang menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) perlakuan kombinasi FMA dan pengapuran. Perlakuan kombinasi FMA
dan pengapuran sebagai berikut, yaitu MaK0 (bibit bermikoriza tanpa diinokulasi;
tanpa pengapuran), MaK1 (bibit bermikoriza tanpa diinokulasi; pengapuran 30 g
tanaman-1), MiK0 (bibit inokulasi FMA indigenous; tanpa pengapuran), MiK2
(bibit inokulasi FMA indigenous; pengapuran 60 g tanaman-1), MmK0 (bibit
inokulasi FMA mycofer; tanpa pengapuran), dan MmK3 (bibit inokulasi FMA
mycofer; pengapuran 120 g tanaman-1). Hasil percobaan di lahan pasca tambang
menunjukkan perlakuan kombinasi FMA dan pengapuran tidak berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, panjang rachis, diameter, jumlah pelepah daun, jumlah
spora dan kolonisasi akar. Bibit aren yang telah terinfeksi dengan FMA dapat
tumbuh dan memberi respon pertumbuhan yang baik dengan aplikasi pengapuran
maupun tanpa pengapuran.
Collections
- MT - Forestry [1373]