Potensi Ekstrak Daun Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) sebagai Bioherbisida
Abstract
Daun bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan limbah yang tidak
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah ini mengandung alelokimia yang
mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan gulma sehingga berpotensi
sebagai bioherbisida. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekstrak
daun bawang merah sebagai bahan bioherbisida. Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura dan green house
Kebun Percobaan Cikabayan IPB dari bulan Februari 2017 hingga September 2017.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan
konsentrasi ekstrak daun bawang merah yakni 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40% dan
4 ulangan pada fase pratumbuh serta 5 ulangan pada fase pasca tumbuh. Uji
toksisitas ekstrak daun bawang merah menggunakan Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak dua faktor dengan 5 perlakuan konsentrasi yaitu 0%, 10%, 20%,
30%, dan 40% dan 3 waktu aplikasi yaitu empat hari sebelum tanam, saat tanam,
dan empat hari sesudah tanam yang terdiri dari 5 ulangan. Gulma target yang
digunakan pada percobaan ini ialah Echinochloa colonum, Amaranthus spinosus,
dan Cyperus rotundus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa esktrak daun bawang
merah dapat menekan perkecambahan gulma Echinochloa colonum dan
Amaranthus spinosus pada percobaan pratumbuh dengan konsentrasi 10% hingga
40%. Ekstrak menekan pertumbuhan Cyperus rotundus pada konsentrasi 10%
hingga 30% sedangkan pada konsentrasi 40% hasil tidak berbeda dengan kontrol.
Ekstrak daun bawang merah belum terlihat memberikan pengaruh pada berbagai
parameter pengamatan fase pasca tumbuh. Ekstrak juga tidak memberikan
pengaruh toksisitas terhadap tanaman dan tanaman tumbuh normal.