Penentuan Kualitas Tempat Tumbuh Nipah (Nypa Fruticans) menggunakan Citra Pesawat Tidak Berawak Studi Kasus Di Kabupaten Kubu Raya
View/ Open
Date
2017Author
Kardika, Adelia Juli
Jaya, I Nengah Surati Jaya
Puspaningsih, Nining
Metadata
Show full item recordAbstract
Nipah adalah salah satu tumbuhan dalam keluarga palem (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang surut air laut. Dari perspektif ekonomi lainnya, nipah merupakan salah satu sumber daya hutan yang dapat memberikan nilai ekonomi yang prospektif, namun potensinya masih kurang dimanfaatkan dan bahkan ditinggalkan. Dalam konteks penentuan kualitas dan produktivitas tegakan, pengukuran lapangan dan pengamatan merupakan kegitan penting dalam perencanaan kehutanan. Informasi spasial tentang kualitas tempat tumbuh seperti sebaran, parameter, dan area yang diperlukan dalam perencanaan tata ruang, pencocokan spesies dan pengaturan hasil. Pada bidang kehutanan, penentuan kualitas tempat tumbuh nipah menggunakan teknologi penginderaan jauh merupakan sesuatu hal yang baru. Penelitian ini menggunakan peubah yang diukur dari citra pesawat tidak berawak (unmanned aerial vehicle) untuk menentukan kualitas tempat tumbuh nipah. Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model kualitas tempat tumbuh dan mengidentifikasi faktor-faktor biofisik yang paling berpengaruh berdasarkan peubah-peubah yang diukur pada citra UAV maupun terestris yang mencakup tekstur tanah (X1), salinitas air (X2), pH air (X3), kerapatan tajuk citra (X4) dan jumlah pohon (N) yang diukur pada citra (X5). Tujuan tambahannya adalah untuk menentukan indikator yaitu luas bidang dasar, volume nipah dan biomassa nipah manakah yang paling konsisten dan akurat digunakan sebagai indikator penentuan kelas kualitas tempat tumbuh nipah.
Data utama yang digunakan adalah citra resolusi tinggi unmanned aerial vehicle (UAV) perekaman bulan Februari 2016 dengan resolusi 10 cm dan terdiri dari band red, green, blue dan alpha. Data utama lainnya yang digunakan adalah hasil pengukuran dimensi tegakan nipah di lapangan yang meliputi keliling pelepah terbesar dan terkecil pada ketinggian 1.3 m, jumlah pelepah hidup dan mati, diameter rumpun nipah, keliling pangkal dan ujung tunggak pada ketinggian 1.3 m, panjang tunggak, jumlah tunggak, keliling dan panjang per seksi yang ditebang, berat basah sampel batang dan daun pelepah per seksi yang ditebang, berat kering sampel batang dan daun pelepah yang ditebang, koordinat relatif setiap pohon, nama jenis spesies yang teridentifikasi, jumlah pohon dalam setiap plot pengamatan, pH air, salinitas air, dan tekstur tanah. Pengolahan dan analisis data yang digunakan mencakup (a) penghitungan luas bidang dasar rumpun nipah, (b) penghitungan volume nipah, (c) penghitungan biomassa nipah, (d) identifikasi indikator kualitas tempat tumbuh nipah (luas bidang dasar, volume nipah dan biomassa nipah), (e) uji normalitas data, (f) uji multikolinieritas, (g) analisis diskriminan kualitas tempat tumbuh menggunakan peubah-peubah yang diukur di lapangan dan yang diukur melalui UAV, dan (h) diuji akurasi dari model diskriminan yang terpilih dengan overall accuracy. Indikator kualitas tempat tumbuh nipah yang terpilih ditentukan berdasarkan konsistensi dan keakuratan akurasi yang didapatkan dari masing-masing model.
Penelitian ini menemukan bahwa kelas kualitas tempat tumbuh nipah dapat ditentukan menggunakan indikator biomassa nipah (lebih baik dibandingkan luas bidang dasar dan volume nipah). Peubah yang paling konsisten dalam penentuan kualitas tempat tumbuh nipah adalah tekstur tanah yang selanjutnya diikuti oleh pH air dan salinitas air. Klasifikasi dengan lima kelas kualitas tempat tumbuh yang memiliki akurasi tertinggi adalah kombinasi peubah tekstur tanah (X1), salinitas air (X2), pH air (X3) dan jumlah pohon (N) yang diukur pada citra (X5) dengan akurasi 63.3% (kelas equal interval). Sedangkan dengan tiga kelas, yang memiliki akurasi tertinggi adalah kombinasi peubah tekstur tanah (X1), salinitas air (X2), dan pH air (X3) dengan akurasi 78.3% (kelas equal frequency). Kombinasi tiga peubah tersebut menjadi kombinasi terbaik dalam penentu kualitas tempat tumbuh nipah. Selain penggunaan kombinasi terbaik tersebut, kombinasi lainnya yang dapat digunakan untuk penentu kualitas tempat tumbuh nipah adalah penggunaan kombinasi antara peubah terestris (tekstur tanah dan pH air) dengan peubah berbasis UAV (kerapatan tajuk) yang masih memberikan hasil cukup memadai yaitu sekitar 75% (kelas equal frequency).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa (a) indikator yang paling konsisten dan akurat yang digunakan dalam penentu kualitas tempat tumbuh nipah adalah biomassa nipah; (b) kualitas tempat tumbuh nipah dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelas dengan akurasi 78.3% menggunakan peubah tekstur tanah (X1), salinitas air (X2) dan pH air (X3); dan (c) penggunaan kombinasi antara peubah terestris (tekstur tanah dan pH air) dan peubah berbasis UAV (kerapatan tajuk citra) dengan akurasi yang masih dapat diterima yaitu sekitar 75%.
Collections
- MT - Forestry [1419]