Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Desa Akuni Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan
Abstract
Keberadaan ekosistem mangrove sebagai salah satu sumberdaya alam
terbaharukan di wilayah Desa Akuni memberikan manfaat langsung maupun tidak
langsung bagi keseimbangan kawasan pesisir dan mahkluk hidup disekitarnya.
Bertambahnya jumlah penduduk disertai peningkatan kebutuhan dalam dekade
terakhir mengakibatkan keberadaan ekosistem mangrove di desa ini mengalami
banyak tekanan. Hal ini terjadi karena pemanfaatan mangrove yang tidak lestari
oleh masyarakat sehingga berdampak pada rusaknya sumberdaya tersebut dan
diperkirakan akan semakin bertambah rusak pada masa yang akan datang.
Menyadari akan peran penting ekosistem mangrove yang multifungsi dalam
menunjang kehidupan masyarakat pesisir dan biota lain yang berasosiasi dengan
ekosistem serta keberadaanya yang sangat rentan terhadap kerusakan, maka
sumberdaya tersebut penting untuk dikelola secara berkelanjutan agar fungsi
ekologis tetap terjaga dan pemanfaatannya dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
pengelolanya.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis komposisi, sebaran,
keanekaragaman jenis dan luas mangrove di kawasan pesisir Desa Akuni, (2)
menganalisis nilai manfaat langsung ekosistem mangrove yang dilakukan oleh
masyarakat, (3) mengkaji kondisi sosial ekonomi budaya serta persepsi
masyarakat dalam pengelolaan ekosistem mangrove, (4) menganalisis
keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di kawasan pesisir Desa Akuni,
(5) menentukan rekomendasi strategi pengelolaan ekosistem mangrove
berkelanjutan di wilayah pesisir Desa Akuni.
Penelitian dilakukan pada Bulan Mei-Juli 2016 di wilayah pesisir Desa
Akuni Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan purposive sampling.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi) di
lapangan dan wawancara terstruktur dengan bantuan kuisioner. Pengumpulan data
sekunder diperoleh melalui survei pada instansi terkait dan studi literatur. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian meliputi analisis kuantitatif dan deskriptif.
Analisis kuantitatif meliputi hitungan analisis vegetasi, tutupan lahan (Land
Cover), multidimensional scaling (MDS), nilai manfaat langsung ekosistem
mangrove, kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat, persepsi masyarakat
menggunakan skala Likert dan strategi pengelolaan mangrove melalui SWOT.
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil analisis data yang telah
dilakukan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis mangrove di Desa
Akuni terdiri dari 10 jenis, yaitu Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata,
Rhizophora stylosa, Ceriops tagal, Ceriops decandra, Bruguiera gymnorrhiza,
Xylocarpus granatum, Sonneratia alba, Lumnitzera racemosa dan Lumnitzera
littorea, dengan kategori indeks kemerataan jenis yang tinggi (0.66-0.87), indeks
keanekaragaman jenis yang rendah (1.07-1.92) dan luas kawasan mangrove
mencapai 42.66 ha. Kuantifikasi pemanfaatan langsung ekosistem mangrove yang
dilakukan masyarakat dari jenis manfaat perikanan (udang, ikan dan kepiting) dan
manfaat kayu bakar mencapai total nilai sebesar Rp467 858 000 per tahun.
Kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat menunjukkan rendahnya tingkat
pendidikan dan pendapatan masyarakat serta buruknya persepsi terhadap arti
penting mangrove bagi kawasan pesisir. Status keberlanjutan pengelolaan
ekosistem mangrove di wilayah pesisir Desa Akuni Kecamatan Tinanggea
tergolong kurang berkelanjutan dengan nilai indeks multidimensi sebesar 45.03,
dimensi ekologi 70.12 (cukup berkelanjutan), dimensi ekonomi 53.77 (cukup
berkelajutan), dimensi sosial 38.32 (kurang berkelanjutan) dan dimensi
kelembagaan 34.56 (kurang berkelanjutan). Rekomendasi strategi pengelolaan
ekosistem mangrove di Desa Akuni adalah meminimalkan faktor kelemahan
(weakness) dengan memanfaatkan peluang (Opportunities) pengembangkan
potensi sumberdaya seoptimal mungkin yang dapat dilakukan melalui; (a)
penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
tentang ekosistem mangrove, pengembangan silvofishery dan konsep ekowisata
dengan melibatkan peran serta berbagai stakeholder, (b) pemberdayaan
masyarakat melalui program kemitraan seperti ekowisata, pembinaan UMKM,
insentifikasi produksi dalam budidaya perairan silvofishery dan usaha pembibitan
mangrove, (c) meningkatkan pengawasan dan penegakan aturan (formal dan nonformal/
kearifan lokal) dalam pengelolaan mangrove dengan melibatkan
masyarakat sebagai kontrol sosial