Pemanfaatan Imunostimulan Fikosianin dari Spirulina platensis untuk Mencegah Penyakit Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) pada Ikan Mas Cyprinus carpio
Abstract
Motile aeromonad septicaemia (MAS) adalah penyakit yang sering
menyerang ikan mas Cyprinus carpio yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas
hydrophila. Dibutuhkan upaya dalam penanggulangan infeksi A. hydrophila, salah
satunya adalah dengan menggunakan imunostimulan dari bahan alami yaitu
Spirulina platensis. Pemanfaatan bioaktif fikosianin S. platensis sebagai peningkat
daya tahan tubuh (imunitas) ikan, perlu untuk dilakukan. Aplikasi penambahan
fikosianin pada pakan dalam pemeliharaan benih ikan mas diharapkan dapat
meningkatkan status kesehatan, sistem imun, daya tahan terhadap infeksi penyakit,
dan kinerja pertumbuhan pada ikan mas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
kinerja imunostimulan fikosianin yang berasal dari S. platensis untuk mencegah
penyakit MAS pada ikan mas C. carpio.
Penelitian ada dua tahap, tahap pertama bertujuan untuk menentukan dosis
fikosianin dalam pakan yang tepat untuk meningkatkan sistem imun dan resistansi
ikan mas terhadap penyakit MAS serta peningkatan kinerja pertumbuhan,
sedangkan tahap kedua untuk menguji lama waktu pemberian fikosianin dari dosis
yang terbaik untuk meningkatkan sistem imun dan resistansi ikan mas terhadap
penyakit MAS. Penelitian pertama terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu
tanpa penambahan fikosianin (K), penambahan fikosianin 150 mg kg-1 pakan
(PF1), 250 mg kg-1 pakan (PF2), dan 350 mg kg-1 pakan (PF3) dan setelah 14 hari,
ikan diuji tantang dengan A. hydrophila, sedangkan untuk pengamatan kinerja
pertumbuhan ikan dipelihara selama 30 hari tanpa uji tantang. Penelitian kedua
terdiri atas atas 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu tanpa pemberian fikosianin (K),
pemberian fikosianin selama 1 minggu (F1), 2 minggu (F2), 3 minggu (F3), dan
interval 1 minggu (F4) dan setelah 28 hari, ikan diuji tantang dengan A.
hydrophila. Bobot awal ikan mas adalah 8.28±0.19 g (tahap pertama) dan
8.72±0.22 g (tahap kedua). Ikan dipelihara dalam akuarium berukuran 60x30x30
cm3 dengan kepadatan 10 ekor/akuarium. Pembuatan pakan dilakukan dengan
teknik coating dan pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari secara at satiation.
Parameter yang diuji meliputi kelangsungan hidup relatif (RPS), total eritrosit,
hemoglobin, total leukosit, aktivitas fagositik, aktivitas respiratory burst, aktivitas
lisozim, kelimpahan A. hydrophila pada organ hati, ginjal, dan usus, laju
pertumbuhan spesifik, jumlah konsumsi pakan, rasio konversi pakan, dan sintasan.
Hasil pada penelitian pertama menunjukkan bahwa kelangsungan hidup
relatif (RPS) untuk ikan yang diberi pakan fikosianin 150 mg kg-1, 250 mg kg-1,
dan 350 mg kg-1 pakan berturut-turut adalah 87.50%, 81.25%, dan 75.00%. Total
eritrosit, hemoglobin, total leukosit, aktivitas fagositik, aktivitas respiratory burst,
dan aktivitas lisozim menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada kontrol untuk
semua perlakuan pemberian fikosianin. Penelitian kedua menunjukkan bahwa
nilai RPS untuk ikan yang diberi pakan fikosianin selama 1 minggu, 2 minggu, 3
minggu, dan interval 1 minggu berturut-turut yaitu 65.38%, 69.23%, 76.92%, dan
69.23%. Respons imun ikan yang diberi pakan fikosianin memberikan hasil yang
lebih tinggi daripada kontrol. Pemberian pakan fikosianin juga mampu menekan
jumlah A. hydrophila di organ hati, ginjal, dan usus. Pemberian pakan dengan
dosis 150 mg kg-1 pakan menunjukkan laju pertumbuhan spesifik, laju konsumsi
pakan, dan nilai konversi pakan memberikan nilai yang lebih baik dibandingkan
dengan kontrol (P<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian fikosianin
sebanyak 150 mg kg-1 pakan selama 3 minggu memberikan hasil terbaik untuk
meningkatkan kelangsungan hidup, respons imun non-spesifik, kinerja
pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan mas terhadap infeksi A.hydrophila.
Collections
- MT - Fisheries [2934]