Model Kelembagaan Ekosistem Inovasi Universitas: Studi Kasus Institut Pertanian Bogor.
View/ Open
Date
2017Author
Najah, Zulfatun
Hermawan, Aji
Raharja, Sapta
Anggraeni, Elisa
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem inovasi adalah pendekatan dalam meningkatkan kinerja inovasi.
Ekosistem inovasi universitas adalah keterkaitan stakeholder dalam melakukan
aktivitasnya melalui kolaborasi dan kerjasama untuk menghasilkan lingkungan
yang mendukung aktivitas inovasi universitas. Institut Pertanian Bogor adalah
lembaga penyumbang karya inovasi terbanyak dibanding institusi lain yaitu
38,56% karya inovatif secara nasional dengan total 302 (BIC 2015). Namun,
karya inovasi yang dimanfaatkan pengguna tidak sebanding dengan kinerja
produksi inovasi IPB (DRI 20015). Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian
pengembangan model ekosistem inovasi untuk meningkatkan kinerja inovasi
universitas. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan ekosistem inovasi
universitas, menganalisis kinerja ekosistem inovasi dan memberikan alternatif
perbaikan ekosistem inovasi. Ruang lingkup proses inovasi yang menjadi kajian
penelitian adalah pembangkitan ide, riset dan pengembangan serta komersialisasi.
Pemetaan ekosistem inovasi dilakukan dengan mengklasifikasikan peran
aktor sesuai dengan proses inovasi berdasarkan proses bisnis yang dilakukan
aktor. Berdasarkan pemetaan ekosistem, kesamaan peran terjadi lingkungan IPB
yaitu fasilitasi kerjasama penelitian, inkubasi, fasilitasi perlindungan hak
kekayaan intelektual dan promosi inovasi. Peran proses fasilitasi komersialisasi
seperti uji dan pengembangan konsep, analisis bisnis, pengembangan produk
belum dilakukan oleh stakeholder IPB. Keseluruhan proses komersialisasi
dilakukan sendiri oleh inovator.
Pengukuran kinerja ekosistem inovasi dilakukan dengan analisis jaringan
sosial berdasarkan indikator ekosistem yaitu robustness, produktivitas, dan
heterogenitas. Pengukuran kinerja dilakukan pada jaringan formal dan jaringan
informal. Robustness dilihat dari densitas dan sentralisasi jaringan. Produktivitas
aliran dilihat dari structural hole sedangkan keberagaman dilihat dari
heterogenitas aktor. Densitas jaringan ekosistem inovasi rendah yang
menunjukkan konektivitas antar aktor rendah dengan adanya peluang terjadinya
redundansi yang rendah di dalam proses. Densitas jejaring formal dan informal
adalah 0,253 dan 0,064. Keberagaman dan kebaruan terjadi pada jejaring informal
dimana peluang aktor tinggi untuk mendapatkan informasi dan sumber ide baru.
Jejaring formal jaringan cenderung bersifat homogen dengan heterogenitas 0,16.
Jejaring informal memiliki heterogenitas 0,56. Aktor sentral pada ekosistem
adalah LPPM. Sentralitas LPPM adalah 0,591. Pengukuran structural hole
menunjukkan adanya representatif pada proses inovasi adalah DRI, Fakultas, dan
DitBangNis yang menentukan kelancaran aliran informasi antar subsistem proses
inovasi. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja ekosistem inovasi, perbaikan
ekosistem dilakukan dengan beberapa cara yaitu meningkatkan konektivitas,
mengurangi redundansi, dan memperbaiki peran aktor sentral dan broker.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2271]